Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Dialihkan Jadi Perumahan dan Dijual, Lahan Pertanian di Palu Menyusut

Kompas.tv - 20 September 2021, 16:19 WIB
dialihkan-jadi-perumahan-dan-dijual-lahan-pertanian-di-palu-menyusut
Ilustrasi, Petani menyiapkan lahan dan bibit padi sawah untuk penanaman musim tanam kedua 2021 di Desa Pewunu, Sigi, Sulawesi Tengah, Sabtu (5/6/2021). (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

PALU,  KOMPAS.TV – Lahan pertanian di Kota Palu, Sulawesi Tengah mengalami penyusutan. Penyebabnya adalah terjadi alih fungsi lahan untuk pengembangan infrastruktur khususnya perumahan serta akibat dampak bencana alam.

Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pertanian Kota Palu Nur Laila mengungkapkan, pengembangan kawasan perumahan oleh pihak pengembang menjadi salah satu alasan berkurangnya lahan persawahan di Palu.

"Tidak bisa di pungkiri, masyarakat menjual lahan pertanian mereka untuk kebutuhan ekonomi, selain itu banyak lahan tidur telah dialihfungsikan untuk pembangunan perumahan," jelasnya, Senin (20/9/2021).

Tahun 2020, luas baku lahan persawahan tersisa tinggal 266,2 hektare dari 365,7 hektare pada tahun 2019. Kini, posisi lahan produktif menjadi tidak produktif lantaran dipicu saluran irigasi tidak lagi dialiri air akibat dampak gempa, tsunami dan likuefaksi.

Contohnya yang terjadi pada areal persawahan produktif seluas 27,5 hektare di Kelurahan Petobo, Kecamatan Palu Selatan hilang akibat dampak gempa dan likuefaksi.

Baca Juga: Lahan Pertanian Kabupaten Sorong Harus Dikembangkan

Meski terjadi penyusutan pada sektor tanaman pangan, petani di daerah itu masih tetap berproduksi dengan sisa lahan yang ada.

Menurut data yang di rilis Dinas Pertanian setempat, pada tahun 2020 luas panen komoditas padi sekitar 190 hektare lebih dengan hasil produksi mencapai 645,46 ton dari besaran produktivitas 33,90 kuintal/hektare.

"Sedangkan tahun 2019, produksi padi petani berada di angka 624,27 ton dengan luas panen 237, 20 hektare dengan produktivitas sekitar 33,90 kuintal/hektare. Jika dibandingkan tentu terjadi penurunan angka produksi," ungkap Laila.

Di sisi lain, ia menyebutkan, dari delapan kecamatan di Palu, ada enam kecamatan masih memiliki lahan pertanian potensial diantaranya Kecamatan Tawaeli, Palu Utara, Mantikulore, Palu Selatan, Tatanga dan Kecamatan Ulujadi.

Sementara dua kecamatan lainnya, yakni Palu Barat dan Palu Timur merupakan jantung kota dan kebanyakan aktivitas di wilayah tersebut lebih representatif pada kegiatan jasa sekaligus kawasan padat penduduk.

Adapun Kelurahan Tawaeli, Kecamatan Tawaeli masih memiliki lahan pertanian cukup luas khususnya pada sub sektor tanaman pangan kurang lebih 50 hektare.

"Paling tidak saat ini, produksi petani masih memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan perkotaan, meski pun Palu ditopang sejumlah daerah terdekat seperti Kabupaten Sigi, Donggala dan Parigi Moutong," demikian Laila.

Baca Juga: Dorong Kuliner Dalam Negeri, Gernas BBI Harus Libatkan Lebih Banyak UMKM Pangan

 



Sumber : Kompas TV/Antara


BERITA LAINNYA



Close Ads x