Kompas TV nasional peristiwa

Raker Soal Harga Telur dan Pakan Ternak di Komisi IV, dari Buang Angin hingga Tuan Besar

Kompas.tv - 20 September 2021, 15:00 WIB
raker-soal-harga-telur-dan-pakan-ternak-di-komisi-iv-dari-buang-angin-hingga-tuan-besar
Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi (Sumber: KOMPAS TV-)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Harga telur yang jatuh dan pakan ternak yang mahal, ramai dibahas dalam rapat kerja di Komisi IV DPR, hari ini, Senin ( 20/9/2021). Salah satunya, imbas  demo dari peternak ayam asal Blitar Suroto hingga dipanggil Presiden Jokowi, pekan lalu.

Anggota Komisi IV dari Fraksi PAN Slamet Haryadi menyebutkan bahwa mahalnya harga pakan, yaitu jagung menyebabkan peternak kewalahan. Namun, tidak bisa serta merta meminta agar harga jagung turun. 

Sebenarnya kata Slamet,  yang terjadi karena kartelisasi oleh perusahaan-perusahaan besar.  "Komisi Pengawas dan Persaingan Usaha (KPPU) sudah menemukan ada kartel. Tapi pemerintah tidak tegas menyikapi ini," kata Slamet.

Baca Juga: Suroto Digeruduk Peternak Marah, "Jagung dari Presiden, Kapan Datangnya?"

Slamet menyayangkan kartelisais ini tidak bisa diatasi hingga sekarang. "Seperti buang angin, faktanya ada tapi tidak diketahui, saling melindungi," katanya.


Karena itu, menurut Slamet, soal harga telur dan pakan ternak tidak bisa diselesaikan secara instan hanya sekadar menurunkan harga. Namun butuh ketegasan pemerintah. 

Sementara Wakil Ketua Komisi IV dari Fraksi Partai Golkar Dedi Mulyadi berterus terang bahwa soal harga telur dan pakan ternak, telah terjadi simbiosis mutualisme alias saling menguntungkan antara "tuan besar", birokrasi dan kekuatan politik.

Harga dikendalikan oleh pengusaha besar. "Siapa yang punya kendali kan  tuan besar. Jujur saja," katanya. Hal ini persis terjadi tahun lalu terhada ayam pedaging.  "Kita semua tidak bisa bersikap tegas," tambahnya. "Tidak usah ngomong panjang, faktanya memang begitu."

Karena itu, kata Dedi, bisa saja bermitra tapi jangan mau diatur-atur oleh "tuan besar". Namun Dedi tidak spesifik menyebut siapa tuan besar dimaksud. 

Sementara itu, pihak Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa jumlah jagung untuk pakan ternak mencapai 2,3 juta ton dan itu cukup.

Pihak Kementan juga mengaku bukan sekali saja di demo oleh peternak ayam, tapi sudah berkali-kali.

Baca Juga: Presiden Tak Tepati Janji, Emak-emak Peternak Ayam Geruduk Rumah Suroto, Pembentang Poster ke Jokowi


"Kami di Kementan berkali-kali di demo oleh peternak ayam. Kita duduk bersama, peternak besar dan kecil," kata Wakil Menteri Pertanian Harvick Hasnul Qolbi.

Menurut Harvick, dibutuhkan kondisi yang stabil dan kondusif untuk mensinkronkan antara harga pakan dan peternak ayam. "Ini persoalan klasik, kita butuh dukungan semua. Silakan kritik dan demo untuk memberi masukan. Kita beri solusi ke pengusaha," katanya.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x