Kompas TV internasional kompas dunia

3 Tokoh Sejarah yang Menyebabkan Kerugian Ekonomi Terbesar

Kompas.tv - 20 September 2021, 15:35 WIB
3-tokoh-sejarah-yang-menyebabkan-kerugian-ekonomi-terbesar
Ilustrasi harta kekayaan. (Sumber: mathieu stern/unsplash)
Penulis : Kiki Luqman | Editor : Desy Afrianti

YOGYAKARTA, KOMPAS.TV - Mambahas soal sejarah atau masa lampau memang selalu menarik.

Melansir dari Smart Asset, Senin (20/9/2021) beberapa tokoh sejarah ikonik pernah menyebabkan terjadinya kerugian ekonomi dalam skala besar, dengan beragam latar belakang, mulai dari penipuan hingga kasus lainnya.

Berikut siapa saja tokoh ikonik yang membuat kerugian ekonomi dalam skala besar:

1. Jay Gould: baron perampok penyebab kerugian ekonomi

Jay Gould adalah seorang pengusaha kereta api di Amerika yang berkembang pesat pada 1860-an. Praktik bisnisnya yang tajam dan sering kali tidak bermoral membuatnya menjadi salah satu orang terkaya di akhir abad ke-19, dan mendapatkan julukan sebagai tokoh "baron perampok".

Baron adalah sebuah gelar bangsawan dari bahasa Perancis kuno. Tokoh sejarah dalam kejahatan ini juga memiliki hubungan dengan bos politik New York yang sangat korup, William Tweed dari Tammany Hall.

Baca Juga: Iran Tegaskan Dominasi di Kejuaraan Bola Voli Putra Asia, Kalahkan Jepang di Final

Kemudian, kemitraannya dengan pemodal yang sama tidak bermoralnya "Diamond Jim" Fisk membuat reputasi Gould menjadi salah satu penjahat kapitalisme Amerika sepanjang masa.

Setelah Perang Saudara, pemerintah Amerika Serikat mulai menjual utang publik secara massal untuk membiayai rekonstruksi Selatan.

Saat itu, uang kertas didukung oleh emas. Gould dan Fisk melihat kondisi itu sebagai peluang mendapatkan untung dengan menyudutkan pasar emas. Gould membeli emas mulai musim panas 1869 dan menolak untuk menjualnya, sehingga menaikkan harga emas.

Gould meminta saudara ipar Presiden Ulysses Grant meyakinkan presiden untuk tidak menjual emas pemerintah, dan Asisten Bendahara AS Daniel Butterfield setuju untuk memberi tahu Gould dengan tepat kapan Departemen Keuangan akan menempatkan emas di pasar.

Pada masa itu, harga emas 30 persen lebih tinggi dari pada saat Grant menjadi presiden. Ketika pemerintah bersiap menjual emasnya, dua tokoh sejarah dalam kejahatan ekonomi ini telah menjual cadangan emas mereka dengan memanfaatkan petunjuk dari Butterfield.

Hal itu menyebabkan harga emas menukik tajam dari peningkatan pasokan emas besar-besaran, menghancurkan ribuan investor dalam hitungan menit.

Puncak kebingungan terjadi pada Black Friday, ketika kepingan emas Double Eagle senilai 20 dollar AS masing-masing diperdagangkan pada tingkat 162 dollar AS, yang berarti harga satu koin emas turun 142 dollar AS.

Pada malam hari, premi hampir nihil. Koin emas senilai 4 juta dollar AS yang ditempatkan pemerintah di pasar menyebabkan kerugian investasi sebesar 28.400.000 dollar AS atau sekitar 490 juta dollar AS (Rp 7 triliun) hari ini 2018.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x