Kompas TV internasional kompas dunia

Konvoi Junta Militer Myanmar Diserang Bom Rakitan Disusul Baku Tembak, Beberapa Orang Tewas

Kompas.tv - 19 September 2021, 20:56 WIB
konvoi-junta-militer-myanmar-diserang-bom-rakitan-disusul-baku-tembak-beberapa-orang-tewas
Myanmar dilanda ketegangan menyusul kudeta militer atas pemerintahan terpilih yang dipimpin Aung San Suu Kyi pada awal Februari 2021. (Sumber: Straits Times via AFP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Edy A. Putra

YANGON, KOMPAS.TV - Kelompok perlawanan Myanmar melancarkan serangan bom terhadap pasukan junta militer di dekat Yangon. Beberapa orang tewas dalam baku tembak, menurut militer dan media seperti dilansir Straits Times, Minggu, (19/09/2021)

Negara Asia Tenggara itu berada dalam kekacauan sejak militer menggulingkan pemerintahan pemimpin terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari lalu. Hal itu memicu protes massa pro-demokrasi dan tindakan keras berdarah oleh militer.

Berbagai kotapraja di seluruh Myanmar membentuk apa yang disebut "pasukan pertahanan rakyat" untuk melawan balik junta militer, meskipun sebagian besar bentrokan dilaporkan terjadi di daerah pedesaan.

Junta militer melalui sebuah pernyataan pada Sabtu (18/9/2021) mengatakan, pasukan mereka sedang melakukan konvoi melalui Khayan, pinggiran pusat komersial Myanmar, Yangon, pada Jumat (17/09/2021), ketika mereka diserang dengan bom rakitan.

"Kedua kelompok itu saling menembak - seorang anggota pasukan keamanan terluka," kata pernyataan itu, seraya menambahkan bahwa senjata api dan amunisi disita setelah bentrokan itu.

"Beberapa teroris ... (terbunuh), salah satunya terluka."

Laporan media setempat mengatakan setidaknya dua anggota perlawanan tewas dan satu ditangkap.

Awal bulan ini, "Pemerintah Persatuan Nasional" yang sebagian besar terdiri dari anggota parlemen yang berafiliasi dengan partai terguling pimpinan Suu Kyi menyerukan "perang pertahanan rakyat" dan mendesak warga sipil untuk menargetkan aset junta.

Baca Juga: 10 Warga Desa Tewas Terbunuh dalam Bentrokan dengan Junta Militer Myanmar

Penampakan Pasukan Pertahanan Rakyat (PDF) untuk menandingi aparat di bawah Pemerintahan Junta Militer Myanmar. (Sumber: Tangkapan layar Facebook National Unity Government of Myanmar)

Menara komunikasi perusahaan Mytel milik militer, telah menjadi target di seluruh Myanmar.

Konflik juga meningkat di wilayah Sagaing dan Magway, di mana penduduk setempat pekan ini menuduh militer membakar rumah dan membuat ribuan orang mengungsi.

"Militer menghancurkan wilayah kami karena pasukan perlawanan lokal," kata seorang wanita berusia 25 tahun dari kotapraja Gangaw Magway kepada AFP seperti dilansir Straits Times.

"Saya kehilangan beberapa teman saya... Saya patah hati karena saya telah menyaksikan semua kekejaman mereka dengan mata kepala sendiri."

Penduduk kotapraja Gangaw lainnya mengatakan di salah satu desa yang paling parah dilanda, Namg Kar, sejumlah rumah telah diratakan sejak 10 September, sebuah proses awal selama seminggu terakhir karena hujan monsun terus memadamkan api.

"Mereka (junta militer) mencoba membakar seluruh desa. Tapi saat itu musim hujan," kata warga tersebut, seraya menambahkan bahwa 4.000 warga Namg Kar mengungsi ke hutan terdekat.

"Mereka takut tentara karena (tentara junta militer) bisa kembali kapan saja ke desa," katanya.

Junta belum menanggapi permintaan komentar.



Sumber : Kompas TV/Straits Times

BERITA LAINNYA



Close Ads x