Kompas TV internasional kompas dunia

Kerap Ditanyakan, Ini Alasan Kenapa Topi Pasukan Kerajaan Inggris Panjang

Kompas.tv - 19 September 2021, 20:12 WIB
kerap-ditanyakan-ini-alasan-kenapa-topi-pasukan-kerajaan-inggris-panjang
Pasukan Kerajaan Inggris (Sumber: Shutterstock)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Hariyanto Kurniawan

LONDON, KOMPAS.TV - Seragam merah dengan topi tegak berbulu yang menjulang tinggi. Deskripsi tersebut kerap digunakan untuk menggambarkan pasukan penjaga Istana Inggris atau Queen's Guard.

Seragam merah yang unik dan khas tersebut termasuk dengan topi bulu hitam setinggi 46 cm yang digunakan para penjaga.

Topi bulu tersebut rupanya dirancang oleh Inggris Raya untuk menakuti atau mengintimidasi pasukan lawan ketika melawan musuhnya pada tahun 1800-an.

Dalam laporan LiveScience, ahli kerajaan Richard Fitzwilliams menjelaskan seragam tersebut didesain sedemikian rupa agar para pasukan tampak terlihat tinggi.

Topi yang dinamakan bearskin tersebut merupakan kulit dari beruang hitam Kanada yang dimusnahkan tiap tahunnya untuk mengontrol jumlahnya.

Jika ditilik lebih lanjut penggunaan bearskin cukup unik karena tak diikatkan pada dagu melainkan di bawah bibir prajurit.

Baca Juga: Terjawab, Teka-teki Apakah Pangeran Harry Mengenakan Seragam Militer saat Pemakaman Pangeran Philip

Fungsinya untuk melindungi leher para prajurit agar tak patah ketika topi terkena serangan tembakan dari musuh.

Untuk diketahui topi tersebut dibeli Angkatan Darat Inggris sekitar 900 dolar AS sebanyak 50 sampai 100 topi tiap tahunnya.

Sementara seragam Istana Inggris rupanya memiliki dua warna yakni merah dan abu-abu. Warna merah digunakan ketika musim panas, sementara abu-abu untuk musim dingin.

Warna merah digunakan oleh pihak Inggris dalam seragam tersebut karena untuk menyamarkan noda darah dari musuh.

Namun, Fitzwilliams berpendapat warna merah digunakan untuk menghemat biaya produksi saja.

“Queen's Guard memakai warna merah karena warna tersebut adalah warna termurah dan paling banyak tersedia," ungkapnya.

 



Sumber : LiveScience

BERITA LAINNYA



Close Ads x