Kompas TV nasional agama

Debat Santri Tutup Telinga karena Dengar Musik, Netizen Dianggap Biang Kerok

Kompas.tv - 16 September 2021, 15:43 WIB
debat-santri-tutup-telinga-karena-dengar-musik-netizen-dianggap-biang-kerok
Cuplikan video viral para santri penghafal Al-Quran menutup telinga tidak mau mendengarkan musik. (Sumber: Instagram/@yennywahid)
Penulis : Dedik Priyanto | Editor : Desy Afrianti

 

JAKARTA, KOMPAS.TV - Viral santri tutup telinga karena mendengar musik ketika vaksinasi membuat netizen berdebat. Ada yang menganggapnya biasa saja, namun banyak juga yang berpendapat para santri ini terperangkap konservatisme beragama. Bahkan, ada beberapa yang mencap mereka radikal.

Gampangnya cap radikal tanpa indikator yang jelas ini menurut Peneliti Agama dan Media Sosial dari Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta, Abraham  Zakky Zulhazmi M.A, adalah tindakan yang begitu gegabah dan serampangan. Apalagi netizen kerap mendasari hanya dengan prasangka belaka.

“Netizen harusnya menyadari, Umat Islam itu beragam. Hal itu Sunnatullah. Jika konsep ini sudah dijadikan pedoman, kita akan tahu ekspresi santri terhadap satu persoalan juga beragam. Termasuk musik,” katanya kepada Kompas.tv, (16/0/2021)

Baca Juga: Tanggapi Video Viral Santri Tutup Telinga karena Musik, Yenny Wahid: Jangan Gampang Beri Cap Radikal

Perdebatan di media sosial soal viral santri tutup telinga ini, menurut pria yang juga aktif di, juga terus berulang. Hal ini terkait sisa-sisa pembelahan dan polariasi saat pilpres.

“Satu sama lain saling memberi label. Si A memberi label radikal, si B balas memberi cap liberal. Si C merasa lebih moderat dari si D dan seterusnya. Nahasnya, kondisi ini dimanfaatkan oleh sejumlah pihak yang menjadi “kompor” dan terus memperkeruh suasana. Api pun makin membesar,” ujarnya.

Lalu bagaimana cara memadamkan api media sosial yang terus membesar jika terkait agama ini? Dosen yang juga aktif meneliti tentang media sosial dan agama di Pusat Pengkajian Masyarakat dan Pendidikan Islam Nusantara UIN Surakarta ini berharap peran serta pemerintah lebih aktif lagi.

“Sebetulnya, upaya pemerintah menguatkan moderasi beragama dan literasi digital sudah baik, sudah menyasar inti masalah. Asalkan program dijalankan dengan baik, tepat sasaran dan tidak seremonial belaka,” tutup Zakky.

Baca Juga: Pesan Yenny Wahid untuk Anak-anak Penghafal Al-Qur'an

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x