Kompas TV video sinau

Mengenal Hiu Paus, Ikan Hiu Jinak yang Termasuk Satwa Dilindungi

Kompas.tv - 16 September 2021, 17:19 WIB
Penulis : Gempita Surya

KOMPAS.TV - Hiu paus adalah salah satu jenis hiu yang memiliki tubuh paling besar dibandingkan dengan jenis hiu lainnya. Hewan laut ini juga merupakan ikan terbesar di dunia yang masih ada keberadaannya.

Hewan yang memiliki nama Latin Rhincodon typus ini dikenal juga dengan hiu tutul. Nama itu diambil dari totol-totol putih di sekujur tubuhnya, serta garis di kuitnya.

Menariknya, orang-orang di Probolinggo, Jawa Timur menyebut hewan ini hiu geger lintang. Sementara, orang-orang Papua menamainya gurano bintang.

Hiu paus bisa tumbuh hingga mencapai panjang 12 meter, dengan bobot hingga 20 ton lebih. Jika dibandingkan, ukuran ini kira-kira sama besarnya dengan sebuah bus.

Hewan ini juga mampu menyelam hingga kedalaman 1286 meter, dan dapat hidup hingga lebih dari 50 tahun.

Hiu paus memiliki bentuk mulut melebar yang bisa terbuka hingga 1 meter lebih, dengan banyak gigi kecil yang tidak berbahaya. Habitatnya tersebar hampir di semua perairan laut di wilayah tropis dan subtropis, termasuk Indonesia.

Mengutip Monitoring Hiu Paus di Indonesia tahun 2015, Hiu paus di indonesia dapat ditemui antara lain di perairan Sabang, Situbondo, Bali, Nusa Tenggara, Alor, Flores, Sulawesi Utara, Maluku, dan Papua.

Meski termasuk dalam jenis ikan hiu, hiu paus dikenal sebagai hiu yang "jinak", dan makanan pokoknya adalah plankton, udang kecil, dan ikan kecil.

Pada tahun 2000, hiu paus masuk dalam daftar merah untuk spesies terancam oleh International Union for Conservation of Nature (IUCN) dengan status rentan.

Artinya, populasinya diperkirakan sudah mengalami penurunan sebanyak 20-50 persen dalam kurun waktu 10 tahun atau tiga generasi.

Oleh karena itu, sejak 20 Mei 2013, berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 18/Kepmen-KP/2013 menetapkan status hiu paus untuk mendapatkan perlindungan penuh.

Baca Juga: Hiu Ternyata Gunakan Medan Magnet Bumi Sebagai GPS Alami untuk Kembali ke Tempat Semula

(*)

Grafis: Agus Eko



Sumber : diolah dari berbagai sumber

BERITA LAINNYA



Close Ads x