Kompas TV video sinau

Bubur Diaduk VS Tidak Diaduk, Mana yang Jadi Juara?

Kompas.tv - 13 September 2021, 21:04 WIB
Penulis : Sunbhio Pratama

KOMPAS.TV-Perdebatan mengenai bubur diaduk dan tidak diaduk seakan tak pernah usai. Namun ada juga yang tidak peduli dengan hal itu. Supaya sedikit lebih paham, mari kita simak penjelasannya menurut sains. Kita kenali sejarah bubur di dunia. Menurut berbagai sumber, bubur adalah makanan yang pertama kali berhasil dibuat manusia. Dulu, orang purba membuat bubur dari campuran susu, air, dan gandum.

Masyarakat yang paling banyak mengonsumsinya adalah negara barat. Seperti Eropa dan Amerika karena tumbuhan gandum banyak ditemukan di sana. Lalu, bagaimana dengan di Asia? Melewati proses adaptasi, bubur dari susu dan gandum, dibuat dari nasi yang lembek. Melansir BBC NEWS, masyarakat Tiongkok yang pertama kali mengonsumsi bubur sejak tahun 2500 SM, di Tiongkok bubur lebih ke arah diminum daripada dimakan. Karena berfungsi sebagai obat untuk orang sakit. Agar lebih mudah dikonsumsi makanan tersebut dibuat cair seperti sup. Isinya juga dibuat kecil-kecil seperti daun bawang dan daging.

Melihat fungsi dasarnya, bubur diaduk lebih baik. Karena semua isinya lebih mudah dicerna lambung. Maka lebih mudah dicerna anak-anak dan orang sakit.  Dari segi rasa juga lebih merata. Sedangkan bubur yang tidak diaduk unggul dalam segi estetika. Saat makan manusia menggunakan seluruh indranya, termasuk mata. Maka bubur yang tidak diaduk nampak lebih menggiurkan. Suiran ayam, potongan cakwe, taburan bawang goreng lebih menggugah selera makan.

Menurut studi gabungan dari University Of Oxford, University Of Birmingham, dan BI Norwegian Business School tahun 2014. Makanan dengan estetika, lebih meningkatkan nafsu makan  30% dibanding dengan yang terlihat abstrak. Ini menjadi alasan, penjual bubur menyajikan dagangannya dengan penataan sedemikian rupa. 

Baca Juga: Dorong Kuliner Dalam Negeri, Gernas BBI Harus Libatkan Lebih Banyak UMKM Pangan

https://www.kompas.tv/article/211161/dorong-kuliner-dalam-negeri-gernas-bbi-harus-libatkan-lebih-banyak-umkm-pangan 

Grafis: Agus Eko Apriyanto



Sumber : diolah dari berbagai sumber

BERITA LAINNYA



Close Ads x