Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

EL Savador Jadi Negara Pertama di Dunia yang Mengakui Bitcoin Sebagai Alat Pembayaran Sah

Kompas.tv - 7 September 2021, 08:29 WIB
el-savador-jadi-negara-pertama-di-dunia-yang-mengakui-bitcoin-sebagai-alat-pembayaran-sah
Ilustrasi mata uang Bitcoin. (Sumber: Onov3056, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Gading Persada

SAN SALVADOR, KOMPAS.TV - El Salvador mencetak sejarah sebagai negara pertama di dunia yang mengakui bitcoin sebagai alat pembayaran yang sah pada hari ini, Selasa (7/9/2021).

Menurut Presiden El Savador Nayib Bukele, langkah ini akan menghemat jutaan dolar dalam bentuk komisi atas uang yang dikirimkan warga Salvador yang tinggal di luar negeri.

Namun demikian, langkah tersebut disambut dengan skeptis oleh banyak warga El Salvador yang khawatir tentang volatilitas mata uang kripto dan bagaimana skemanya akan bekerja.

Pro dan kontra pun masih mengemuka atas langkah El Salvador ini, yang perencanaannya telah diluncurkan pertama kali pada Juni lalu.

Orang-orang El Salvador di luar negeri, tahun lalu mengirim pulang hampir 6 miliar dolar AS, yang sebagian besar pengiriman dilakukan dari Amerika Serikat (AS).

Jumlah tersebut setara dengan sekitar 23 persen dari produk domestik bruto negara tersebut.

Bukele mengatakan bulan lalu, bitcoin akan memberikan 'keuntungan besar' karena akan memungkinkan orang Salvador menghemat 400 juta dolar AS yang dihabiskan setiap tahun dalam komisi untuk pengiriman uang.

Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali Merangkak Naik, Hampir Sentuh Level 50.000 Dollar AS

Tetapi banyak orang yang mengirim atau menerima dolar ke El Salvador tidak mempercayai bitcoin.

Sementara itu, data Bank Dunia menunjukkan bahwa biaya pengiriman uang ke negara Amerika Tengah dalam dolar itu, saat ini sudah termasuk yang terendah di seluruh dunia.

Rencana penggunaan bitcoin di El Salvador, juga telah menyoroti dampak lingkungan dari mata uang kripto di negara itu.

Bank Dunia mengingatkan potensi negatif dari penggunaan bitcoin.

“Mengekstrak mata uang digital dari dunia maya atau ruang siber membutuhkan energi dalam jumlah besar, dan emisi CO2 global industri bitcoin telah meningkat menjadi 60 juta ton, sama dengan gas buang dari sekitar 9 juta mobil,” kata Bank of America pada Maret, seperti dikutip dari Antara.

Namun demikian, Bukele menyatakan dirinya telah berusaha untuk mengatasi masalah keberlanjutan dengan menginstruksikan perusahaan listrik panas bumi milik negara, LaGeo, untuk mengembangkan penambangan bitcoin yang berkelanjutan.



Sumber : Kompas TV/Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x