Kompas TV internasional kompas dunia

UEA Umumkan Rencana Investasi dan Akan Liberalisasi Aturan Kependudukan bagi Orang Asing

Kompas.tv - 6 September 2021, 12:36 WIB
uea-umumkan-rencana-investasi-dan-akan-liberalisasi-aturan-kependudukan-bagi-orang-asing
Menteri Ekonomi Emirat Abdulla bin Touq al-Marri berbicara di sebuah acara yang mengumumkan program ekonomi baru di Uni Emirat Arab di Dubai, Uni Emirat Arab, Minggu, 5 September 2021. Uni Emirat Arab hari Minggu mengumumkan rencana besar untuk merangsang ekonominya dan meliberalisasi undang-undang kependudukan yang ketat untuk ekspatriat. (Sumber: Associated Press)
Penulis : Tussie Ayu | Editor : Desy Afrianti

DUBAI, KOMPAS.TV - Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan rencana besar untuk merangsang ekonominya dan meliberalisasi aturan kependudukan yang ketat bagi orang asing, Minggu (5/9/2021). Hal ini bertujuan untuk merombak sistem keuangan mereka dan menarik pengunjung serta investasi.

Menandai ulang tahunnya yang ke-50, UEA berusaha untuk mempercepat reformasi ekonomi dan sosial untuk mengubah citra mereka. Mereka menggambarkan negara itu sebagai pusat perdagangan dan keuangan yang liberal dan ramai.

Pemerintah berjanji untuk menggelontorkan $AS 13,6 miliar ke dalam perekonomian pada tahun depan dan $AS 150 miliar pada tahun 2030. Proyek-proyek khusus belum diumumkan, tetapi $AS 1,36 miliar telah dialokasikan untuk Pembangunan Emirates Bank demi mendukung sektor industri.

Baca Juga: Tak Perlu Pawang Hujan, Dubai Punya Drone Canggih untuk Menurunkan Hujan dari Langit

“Kami sedang membangun ekonomi 50 tahun yang baru,” kata Thani al-Zeyoudi, Menteri Negara untuk Perdagangan Luar Negeri, seperti dikutip dari The Associated Press. Dia mengatakan dalam sebuah wawancara, bahwa perdagangan bebas dan keterbukaan telah lama menjadikan UEA sebagai pintu masuk global utama.

“Siapa pun yang mencoba menjadi lebih konservatif dan mencoba menutup pasar mereka, nilainya hanya akan dalam jangka pendek, tetapi dalam jangka panjang, mereka merugikan ekonomi mereka,” ucapnya.

Gesekan telah tumbuh antara UEA dan tetangga kelas beratnya Arab Saudi, yang telah mengambil strategi berbeda di bawah kepemimpinan Putra Mahkota Mohammed bin Salman. Dalam dorongan untuk mempersiapkan masa depan pasca-minyak, pemerintah Saudi telah mengumumkan miliaran dolar investasi dalam proyek-proyek wisata dan mencoba mengurangi peran ekspatriat untuk membuat lebih banyak bagi orang Saudi untuk bekerja di sektor swasta.

Sejak kemerdekaan UEA, negara tersebut telah mengikat pekerjaan dengan status kependudukan. Mereka memberi kekuatan yang luar biasa bagi pembuka lapangan kerja dan memaksa orang untuk segera meninggalkan negara itu jika mereka kehilangan pekerjaan.

"Kami ingin membangun kembali seluruh sistem, sehingga sistem residensi menarik orang dan memastikan mereka merasa UEA adalah rumah bagi mereka," kata al-Zeyoudi. "Keterbukaan adalah sesuatu yang kami banggakan," ucapnya.

Selain itu, UEA juga berencana memberi penduduk tambahan masa berlaku visa selama tiga bulan untuk mencari pekerjaan lain setelah dipecat. Orang tua juga dapat mensponsori visa anak-anak mereka hingga usia 25 tahun, serta mengurangi pembatasan visa pada pekerja lepas, janda dan pasangan yang bercerai. Ini adalah perubahan dari cara tradisional negara Teluk Arab dalam memperlakukan tenaga kerja asingnya yang selama ini dianggap sebagai pekerja kelas bawah dan bisa dibuang kapan saja.

Baca Juga: Cerita Ashanty Salat Ied Perdana di Dubai, Kaget ke Masjid Pada Bawa Ferrari

Para menteri juga mengatakan mereka berusaha untuk menggandakan ekonomi UEA dalam dekade berikutnya melalui perjanjian perdagangan utama dengan negara-negara lain seperti Turki, Inggris dan India, serta Israel. UEA baru-baru ini telah menormalisasi hubungan dengan Israel.

UEA dihantam goncangan ekonomi karena pandemi Covid-19. Hal ini memicu jatuhnya harga minyak dan pasar pariwisata yang penting. Ekonomi negara itu menyusut lebih dari 6% tahun lalu, menurut data pemerintah. Sedangkan lembaga kredit memperkirakan bahwa pusat wisata Dubai mengalami penurunan yang lebih tajam, yaitu sebesar 11%.

UEA juga mengalami PHK besar-besaran dan mendorong eksodus pekerja asing. Namun pihak berwenang tahun lalu memperkenalkan serangkaian reformasi untuk menarik lebih banyak modal. UEA menawarkan kesempatan bagi ekspatriat yang kaya untuk pensiun di Dubai, dengan meluncurkan "visa emas" selama 10 tahun bagi para profesional dan keluarga mereka.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x