Kompas TV nasional politik

Komentari Penentuan Panglima TNI, Pengamat Kritik anggota DPR

Kompas.tv - 6 September 2021, 11:22 WIB
komentari-penentuan-panglima-tni-pengamat-kritik-anggota-dpr
Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie (Sumber: tangakapan layar Pengamat Militer Connie Rahakundini Bakrie di Program Sapa Indonesia Malam Kompas TV)
Penulis : Ninuk Cucu Suwanti | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pengamat Militer, Pertahanan, dan Keamanan Connie Rahakundini Bakrie mengaku pemilihan calon Panglima TNI kali ini berbeda dari lazimnya karena partai politik terang-terangan melakukan endorse.

Bagi Connie, fakta parpol melakukan endorse calon Panglima TNI yang didukungnya merupakan hal yang bisa merusak TNI.

“Ini akan merusak TNI kita, sementara saya merasa garda terdepan bangsa kita itu TNI dan itu yang sama sekali yang tidak boleh dimasuki ranah politik senyap atau tidak senyap, langsung atau tidak langsung,” ujar Connie Rahakundini Bakrie di Kompas TV, Senin (6/9/2021).

“Apalagi terkait kepemimpinan Kepala Stafnya dan Panglimanya. Jadi saya betul-betul mengalami tahun ini tuh agak berbeda.”

Sebagai informasi Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Effendy Simbolon sudah mengungkapkan bahkan meyakinkan sejumlah pihak bahwa Panglima Pengganti Marsekal Hadi Tjahjanto adalah Jenderal Andika Perkasa.

Baca Juga: Pengamat Sindir Anggota Dewan Endorse Calon Panglima TNI: Tidak Boleh Lagi Ada Gerakan Senyap

Merespons endorse Effendy Simbolon, Connie menilai Komisi I DPR RI perlu melakukan revisi terhadap Undang Undang-undang No 34 Pasal 13 tentang TNI.

Hal ini penting untuk memastikan TNI tidak dipolitisasi seperti yang terjadi pada sebagian besar kementerian dan lembaga di Indonesia.

“Semua kementerian dan lembaga kita itu sudah sangat dipolitisasi, TNI tidak boleh (dipolitisasi). Tidak boleh,” tegas Connie.

Lebih lanjut, Connie menegaskan Panglima TNI yang diangkat haruslah dilakukan berdasarkan kepentingan TNI.

“Kalau sudah berdasarkan itu, harusnya tidak ada lagi boleh melakukan gerakan-gerakan senyap atau tidak senyap yang terjadi yang membuat mekanisme sebaik apapun, sepanjang apapun, separipurna apapun menjadi tidak lagi hebat,” tegasnya.

Baca Juga: Anggota Komisi I: Skenarionya Andika Perkasa Jadi Panglima TNI dan Letjen Dudung sebagai KSAD

Dalam keterangannya Connie juga mengingatkan kepada semua pihak, bahwa dalam memilih Panglima TNI ada hak prerogative presiden yang tidak perlu diombang ambingkan.

“Karena nggak cuma di berita, dia (Effendy Simbolon) nelpon saya sudah meyakinkan, Mbak Connie, sudah deh percaya aku, panglimanya itu Andika Perkasa, wah hebat benar” ujarnya.

“Tapi buat saya beginilah, ini ada hak prerogative presiden yang tidak perlu diombang ambingkan.”



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x