Kompas TV internasional kompas dunia

65 Orang Tewas Saat Pertempuran Memperebutkan Marib di Yaman Kembali Berkobar

Kompas.tv - 3 September 2021, 01:15 WIB
65-orang-tewas-saat-pertempuran-memperebutkan-marib-di-yaman-kembali-berkobar
Milisi Houthi di Yaman. Enam puluh lima kombatan tewas dalam pertempuran setelah pemberontak Houthi Yaman kembali melancarkan serangan terhadap Marib, benteng terakhir pemerintah di utara negara itu yang kaya minyak. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

DUBAI, KOMPAS.TV - Sebanyak 65 kombatan tewas dalam pertempuran setelah pemberontak Houthi Yaman kembali melancarkan serangan terhadap Marib, benteng terakhir pemerintah di utara negara yang kaya minyak itu, kata seorang pejabat militer Kamis (02/09/2021) seperti dilansir France24.

Pemberontak yang didukung Iran menyerang posisi propemerintah di selatan kota strategis Marib. Penyerangan itu membuat kemajuan meskipun kehilangan puluhan petempurnya dalam serangan udara koalisi.

Itu adalah serangan besar pertama Huthi di Marib, kunci untuk mengendalikan wilayah itu, sejak Juni, ketika 111 orang dari kedua belah pihak tewas dalam tiga hari bentrokan.

"22 (pasukan) propemerintah tewas dan 50 lainnya terluka, sementara 43 pemberontak Huthi juga tewas dalam 48 jam terakhir," kata seorang pejabat militer pemerintah kepada AFP seperti dilansir France24.

Angka-angka itu dikonfirmasi oleh sumber militer dan medis lainnya.

Berkobarnya kembali pertempuran terjadi setelah serangan di pangkalan udara terbesar Yaman di selatan negara itu hari Minggu, menewaskan sedikitnya 30 tentara pemerintah Yaman dalam serangan paling mematikan sejak Desember.

Serangan itu terjadi hanya beberapa hari sebelum utusan khusus PBB yang baru untuk Yaman, diplomat Swedia Hans Grundberg, memulai tugasnya.

Baca Juga: Lebih dari 30 Tentara Yaman Tewas dan Lebih dari 60 Luka Berat Akibat Serangan Rudal Kelompok Houthi

Serangan kelompok Houthi itu menggunakan drone bersenjata dan rudal balistik yang menghantam pangkalan militer al-Anad di provinsi Lahij, menewaskan lebih dari 30 tentara dan 60 tentara lainnya luka berat (Sumber: Saleh Obaidi/France24 via AFP)

Pemerintah Yaman yang diakui secara internasional dan didukung koalisi militer yang dipimpin Arab Saudi terlibat dalam perang sejak 2014 melawan kelompok pemberontak Huthi yang merebut ibu kota Sanaa.

Pada bulan Februari, Houthi meningkatkan upaya mereka untuk merebut Marib dalam pertempuran yang telah menewaskan ratusan orang di kedua belah pihak. Penguasaan wilayah utara yang kaya minyak akan memperkuat posisi tawar Huthi dalam pembicaraan damai.

Saat PBB dan Amerika Serikat mendorong untuk mengakhiri perang, Huthi menuntut pembukaan kembali Bandara Sanaa yang ditutup di bawah blokade Saudi sejak 2016, sebelum ada gencatan senjata atau negosiasi.

Baca Juga: Milisi Houthi Lakukan Serangan Drone dan Rudal ke Fasilitas Minyak Arab Aramco, Tak Ada Korban

Selain serangan berdarah di Marib, Houthi juga meningkatkan serangan drone dan peluru kendali ke sasaran di Arab Saudi, termasuk fasilitas minyaknya.

Delapan orang terluka hari Selasa dalam serangan drone terbaru yang juga merusak sebuah pesawat sipil dan pintu masuk ke Bandara Abha di barat daya Arab Saudi.

Pada bulan Juni, utusan PBB untuk Yaman Martin Griffiths mengatakan kepada Dewan Keamanan bahwa usahanya selama tiga tahun terakhir untuk mengakhiri perang telah "sia-sia".

Pertempuran di Yaman telah menewaskan puluhan ribu orang dan membuat sekitar 80 persen warga Yaman bergantung pada bantuan internasional untuk bertahan hidup, dalam apa yang disebut PBB sebagai krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

Perang juga membuat jutaan orang kehilangan tempat tinggal dan meninggalkan banyak orang di ambang kelaparan.

 



Sumber : France24


BERITA LAINNYA



Close Ads x