Kompas TV internasional kompas dunia

Taliban Larang Pendidikan Gabungan, Guru Pria Juga Tak Boleh Mengajar Murid Perempuan

Kompas.tv - 30 Agustus 2021, 15:20 WIB
taliban-larang-pendidikan-gabungan-guru-pria-juga-tak-boleh-mengajar-murid-perempuan
Para siswi mengikuti ujian kelas di Herat setelah Taliban mengambil alih kota. Taliban mengatakan mereka mengizinkan pendidikan anak perempuan untuk terus dilanjutkan (Sumber: Aref Karimi/Straits Times via AFP)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Purwanto

KABUL, KOMPAS.TV - Taliban mengumumkan larangan pendidikan gabungan, yaitu pria dan perempuan, dalam belajar di satu kelas di Afghanistan.

Selain itu mereka mengeluarkan pedoman baru bahwa guru pria tak boleh mengajar murid perempuan.

Pejabat Taliban telah memberlakukan larangan bahwa murid perempuan tak boleh duduk di kelas yang sama dengan pria di Universitas pada pekan lalu.

Dikutip dari India.com, pejabat Taliban tersebut mengungkapkan tak ada alternatif pembenaran untuk melanjutkan pendidikan gabungan dalam satu kelas.

Baca Juga: Jasad Perempuan Ditemukan Hangus Terbakar, Ternyata Sempat Minta Tolong karena Kekerasan Suaminya

Mereka menegaskan praktik tersebut harus segera dihentikan.

Keputusan ini dikeluarkan setelah Saikh Abdulbaqi Haqqani ditunjuk sebagai Menteri Pendidikan Tinggi di Afghanistan.

Kementerian Pendidikan yang baru menegaskan aktivitas pendidikan akan dilakukan berdasarkan Hukum Syariah.

Banyak orang mengkritik langkah ini, yang akan membuat perempuan kehilangan pendidikan tinggi.

Hal ini dikarenakan universitas besar di negara itu tidak mampu menyediakan kelas yang berbeda akibat kelangkaan sumber daya.

Pekan lalu, pemilik universitas swasta keberatan dengan peraturan Taliban yang memisahkan perempuan dari para pria dalam pengajaran.

Mereka juga memberitahu otoritas Taliban dalam sebuah pertemuan bahwa saat ini tak ada cukup pengajar perempuan.

Taliban sendiri saat berhasil meraih kekuasaan kembali menegaskan bahwa mereka akan memastikan perempuan akan mendapatkan haknya berdasarkan Islam.

Baca Juga: Kim Jong-Un Aktifkan Reaktor Nuklir yang Mati 3 Tahun

“Taliban berkomitmen memberikan perempuan haknya berlandaskan Islam,” kata Juru Bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

“Perempuan bisa bekerja di sektor kesehatan dan lainnya, di mana mereka dibutuhkan. Tak akan ada lagi diskriminasi terhadap perempuan,” tambahnya.

Kembalinya Taliban berkuasa di Afghanistan sempat membuat perempuan di sana merasa ketakutan.

Pasalnya saat berkuasa pada 1996 hingga 2001, Taliban selalu menekan hak-hak perempuan, termasuk dalam menerima pendidikan.



Sumber : India.com

BERITA LAINNYA



Close Ads x