Kompas TV internasional kompas dunia

Pencalonan Presiden Duterte sebagai Cawapres Filipina pada Pemilu 2022 Ditanggapi Beragam

Kompas.tv - 28 Agustus 2021, 13:27 WIB
pencalonan-presiden-duterte-sebagai-cawapres-filipina-pada-pemilu-2022-ditanggapi-beragam
Presiden Filipina Rodrigo Duterte akan mencalonkan diri sebagai wakil presiden pada pemilihan umum 2022. (Sumber: Inquirer.net)
Penulis : Edy A. Putra | Editor : Gading Persada

TACLOBAN CITY, KOMPAS TV – Kesediaan Presiden Filipina Rodrigo Duterte untuk diusung sebagai calon wakil presiden (cawapres) pada pemilihan umum (pemilu) 2022 menuai beragam tanggapan.

Sebagian mendukung, dan sebagian lagi menyebutnya tak bermoral.

Gubernur Provinsi Samar Timur Ben Evardone mendukung manuver Duterte.

Menurutnya, dengan mencalonkan diri sebagai cawapres, Duterte dapat melanjutkan kebijakan-kebijakan yang sudah dia buat saat menjabat sebagai presiden.

“Kami sangat mendukung ini. Kami perlu kesinambungan untuk mencapai pembangunan terutama di kawasan kami, dan umumnya di seluruh negara ini, dan kita membutuhkan pemimpin yang tegas dan memiliki kepedulian di saat pandemi seperti ini,” ujar Evardone dilansir dari media Filipina, Inquirer, Sabtu (28/8/2021).

Hal senada juga diungkapkan anggota dewan dari Samar Utara, Paul Daza.

“Pencalonan Presiden Duterte sebagai wapres tidak dilarang oleh konstitusi. Yang dilarang adalah jika dia mencalonkan diri kembali (sebagai presiden). Tidak ada bedanya dengan seorang wali kota mencalonkan diri menjadi wakil wali kota,” tutur Daza.

“Pada akhirnya, jika para pemilih menginginkan kesinambungan, mereka punya pilihan untuk memilihnya. Jika rakyat tidak setuju, pilih yang lain. Itu demokrasi gaya Filipina,” sambungnya.

Baca Juga: Setelah Jadi Presiden, Duterte Siap Mencalonkan Diri Jadi Wapres Filipina

Sementara pandangan berbeda disampaikan pengacara veteran asal Cebu, Democrito Barcenas. Ia mengatakan langkah Duterte itu “sangat tidak bermoral dan menjengkelkan.”

“Ini upaya memalukan untuk menghindari konstitusi, karena amit-amit, jika Duterte dan kaki tangannya menang sebagai presiden, dia akan memintanya untuk mengundurkan diri,” kata Barcenas dalam pesan teks kepada Inquirer.

Sementara mantan Gubernur Negros Barat Rafael Coscolluela meyakini manuver Duterte tersebut adalah upayanya untuk menghindari tuntutan hukum karena kematian ribuan orang dalam kampanye antiobat-obatan terlarang yang dilancarkan pemerintahannya.

“Ini tidak lebih dari sebuah kesombongan dan keserakahan terhadap kekuasaan yang dilakukan secara terang-terangan,” ujar Coscolluela.

Baca Juga: Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ancam Kurung Warganya dalam Rumah Jika Tak Mau Divaksin

Diberitakan sebelumnya, Presiden Duterte telah setuju untuk diusung sebagai cawapres dalam pemilu Filipina tahun depan oleh partai berkuasa, PDP-Laban.

The Straits Times melaporkan PDP-Laban diperkirakan akan mengumumkan secara resmi calon presiden (capres) yang akan menjadi pasangan Duterte pada pemilu tahun depan dalam sidang majelis nasional pada 8 September mendatang.

Namun diduga kuat partai tersebut akan mengusung Senator Christopher Go yang juga asisten Duterte, sebagai capres.



Sumber : Inquirer


BERITA LAINNYA



Close Ads x