Kompas TV nasional sosial

Khawatir Learning Loss, Kemendikbud Ristek Dorong PTM Terbatas di Wilayah PPKM Level 1-3

Kompas.tv - 27 Agustus 2021, 16:21 WIB
khawatir-learning-loss-kemendikbud-ristek-dorong-ptm-terbatas-di-wilayah-ppkm-level-1-3
Ilustrasi seorang murid sedang belajar tatap muka di sekolah. (Sumber: IST)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) mendorong sekolah segera melakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas di wilayah yang masuk dalam Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Level 1, 2, dan 3.

Direktur Sekolah Dasar Sri Wahyuningsih mengatakan, penyegeraan tersebut disebabkan fakta bahwa tidak semua sekolah atau orang tua memiliki fasilitas yang memadai untuk mendukung siswa belajar dari rumah atau daring.

Satu tahun lebih pandemi Covid 19 telah mengubah pola belajar siswa dari tatap muka menjadi daring (jarak jauh) memunculkan kekhawatiran akan tertinggalnya siswa mengikuti materi pelajaran.

Meskipun selama pandemi, kata Sri, Kemendikbud telah menyiapkan kurikulum yang direlaksasi sesuai kondisi darurat, namun banyak faktor lain yang membuat kualitas pembelajaran jadi menurun.

“Pembelajaran tatap muka terbatas harus segera dilaksanakan untuk mengantisipasi terjadinya learning loss, namun tentu harus memperhatikan kondisi lingkungan sesuai instruksi dari Presiden,” terang Sri Wahyuningsih, dilansir dari laman resmi Kemendikbud Ristek, Kamis (26/8/2021).

Baca Juga: PTM Lebih Aman Jika Pelajar Sudah Dapat Vaksin Dosis Kedua

Sri Wahyuningsih mengatakan, Kemendikbud Ristek berkolaborasi dengan dinas pendidikan daerah dalam mendorong kesiapan sekolah melakukan PTM Terbatas.

Terutama, untuk meredam kekhawatiran orang tua karena anak-anaknya belum divaksinasi.

“Sekolah harus berkolaborasi dengan dinas pendidikan setempat, menyiapkan daftar periksa, dan psikologis semua pihak, terutama orang tua yang mengkhawatirkan anak-anaknya untuk kembali belajar di sekolah,” imbuhnya.

Di sisi lain, Sri juga mengingatkan bahwa orang tua tetap menjadi penentu utama bagi siswa dalam pelaksanaan PTM terbatas.

Untuk itu, sekolah diharapkan dapat menyosialisasikan mekanisme dan penerapan disiplin protokol kesehatan yang harus dijalankan oleh peserta didik saat berada di sekolah.

“Yang perlu ditekankan adalah komunikasi kepada semua pihak agar kita disiplin melakukan protokol kesehatan dan bisa menjalankan PTM terbatas dengan matang,” terangnya.

Baca Juga: 60 Sekolah di Kendal Gelar Simulasi PTM Terbatas



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x