Kompas TV nasional peristiwa

Cak Imin: Sejak Pandemi Pendidikan Kacau Balau, Menterinya Beberapa Kali Saya Panggil

Kompas.tv - 24 Agustus 2021, 09:52 WIB
cak-imin-sejak-pandemi-pendidikan-kacau-balau-menterinya-beberapa-kali-saya-panggil
Wakil Ketua DPR RI Abdul Muhaimin Iskandar. Foto: Ist/Man (Sumber: dpr.go.id)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar mengeritik pelaksanaan pendidikan, terutama selama pandemi melalui daring, yang kacau balau. 

"Soal pendidikan memang sejak pandemi ini kacau balau. Saya beberapa kali memanggil Mendikbud untuk memberikan perhatian khusus karena tidak efektifnya pendidikan daring," ungkap wakil ketua MPR ini, Selasa (23/4/2021).

Cak Imin, sebutan akrabnya, menambahkan, sampai detik ini ada dua keputusan terkait pendidikan selama pandemi. Pertama, pemda dipersilakan mengambil pilihan daring atau tatap muka dengan prokes ketat. Kedua APBN didorong untuk memfasilitasi carut marut atau kekurangan fasilitas atau sarpras bagi pendidikan di era pandemi ini.

Baca Juga: Nadiem: Sekolah yang Berada di Wilayah PPKM Level 1-3 Diperbolehkan Belajar Tatap Muka

Sementara Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi  Nadiem Makarim menyatakan, selama pandemi capaian pendidikan memang menurun. Itulah yang menyebabkan kebijakan sekolah-sekolah di wilayah PPKM Level 1 sampai 3 bisa membuka pembelajaran tatap muka secara terbatas.

Dari 63 persen sekolah yang berada di bawah PPKM Level 4, hanya 26 persen yang sudah melakukan pembelajaran tatap muka.

Banyaknya penurunan capaian belajar hingga putus sekolah menjadi alasan pembukaan sekolah tatap muka dengan prokes yang ketat.

Berdasarkan SKB 4 Menteri, hanya daerah yang berada di PPKM Level 4 yang dilarang menggelar sekolah tatap muka.

Kemenristekdikti memiliki catatan sebanyak 63 persen sekolah dapat melakukan sekolah tatap muka dan diwajibkan membuka sekolah setelah para pengajarnya mendapat vaksinasi corona lengkap.

Menurutnya,  tidak mungkin melakukan belajar jarak jauh hingga seluruh siswa divaksinasi Covid-19.  Sebab, merampungkan vaksinasi seluruh siswa akan memakan waktu hingga 2,5 tahun.

"Itu enggak bakal bisa kita kejar ketertinggalannya. Kita tidak punya opsi, kita harus sekolah dalam kondisi virus ini. Itu adalah realitanya," kata Nadiem dalam rapat  kerja dengan Komisi X DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (23/8).

Baca Juga: PKB Pastikan Pemasangan Poster Cak Imin Bukan untuk Menyaingi Baliho Puan dan Airlangga


Nadiem menyampaikan belajar jarak jauh memberi dampak negatif kepada siswa. Selain learning loss, banyak siswa mengalami tekanan psikologis karena harus belajar dalam kondisi berbeda.

Selain itu, Nadiem menyebut banyak anak mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) selama belajar di rumah. Ia tak ingin dampak-dampak negatif itu terus mendera anak murid.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x