Kompas TV nasional budaya

Dorong Pelestarian Seni Pewayangan, Ki Anom Suroto: Sudah Masanya Dalang Milenial

Kompas.tv - 22 Agustus 2021, 16:38 WIB
dorong-pelestarian-seni-pewayangan-ki-anom-suroto-sudah-masanya-dalang-milenial
Pementasan Wayang Climen oleh Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas di Padepokan Ki Anom Suroto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (22/82021) dini hari. (Sumber: KompasTV/Ant/Aris Wasita)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Gading Persada

SOLO, KOMPAS.TV - Seni pewayangan, saat ini memang perlu mendapat perhatian lebih dari setiap lapisan masyarakat supaya tetap lestari.

Sebagaimana yang dikatakan dalang senior Ki Anom Suroto saat Pementasan Wayang Climen oleh Dalang Ki Bayu Aji Pamungkas di Padepokan Ki Anom Suroto, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu (22/82021) dini hari.

"Ini sudah masanya dalang milenial, jadi (generasi muda) harus melanjutkan pedalangan ini," ujar Ki Anom, dilansir dari ANTARA, Minggu (22/8).

Ki Anom juga mengingatkan bahwa pelestarian seni pewayangan tidak bisa lepas dari campur tangan pemerintah.

Mengingat, dalam sejarahnya, para raja terdahulu memiliki peran menyebarkan seni tradisional wayang.

Baca Juga: Intip Serunya WNI di Inggris dan Jepang Peringati Kemerdekaan RI: Gowes hingga Gelar Wayang Kulit

"Oleh karena itu, mohon sekarang pemerintah tetap ikut cawe-cawe (terlibat, red) dalam menyebarkan dan melestarikan wayang. Tanpa ada dukungan dari pemerintah akan sulit," ungkapnya.

Menurut Ki Anom, dalam perkembangan seni pewayangan, keterlibatan pemerintah akan lebih mudah menarik minat masyarakat untuk ikut menikmati pementasannya.

Dengan begitu, Ki Anom yakin, regenerasi dalang-dalang muda juga akan mengikuti sehingga kekhawatiran terhadap pelestarian seni pewayangan dapat berkurang.

Lalu, ketika ditanya soal dalang yang nekat menjual wayang dan gamelan lantaran terhimpit kondisi ekonomi akibat pandemi Covid-19, Ki Anom lebih melihatnya sebagai keputusan pribadi.  

Baca Juga: Alasan Wayang Kulit Sangat Efektif jika Jadi Media Komunikasi Mengadapi Pandemi Covid-19

"Itu kan individu, saya tidak bisa ngelekke (mengingatkan, red). Memang pandemi ini ujian berat bagi seniman, hampir 1,5 tahun tidak pentas," jelas Ki Anom.

"Yang penting jangan sampai merusak wayang dan gamelan. Itu tidak boleh, karena (wayang dan gamelan) itu kan bikinan empu. Kalau dirusak artinya merusak karya leluhur," imbuhnya.

Sementara itu, salah satu pengusaha asal Kota Solo, Puspo Wardoyo yang juga hadir dalam pementasan tersebut ikut memberikan dukungan terhadap keberlangsungan seni pewayangan.

Meski sekarang menjadi seorang pengusaha, Puspo mengaku dirinya dulu merupakan lulusan ASKI yang sekarang bernama Insititut Seni Indonesia (ISI).

"Namun demikian, itu tidak mengurangi rasa cinta saya terhadap seni tradisional wayang. Bahkan, saya salah satu pengagum Ki Anom Suroto," ucap Puspo.

Dalam pementasan yang juga menjadi perayaan ulang tahun ke-73 Ki Anom Suroto tersebut, Puspo pun berharap seni pewayangan dapat terus berkembang dan menelurkan banyak dalang muda ke depannya.

Baca Juga: Wayang Kulit Berbahasa Jepang Ramaikan Indonesia Bazaar di Tokyo



Sumber : ANTARA

BERITA LAINNYA



Close Ads x