Kompas TV nasional peristiwa

Besok Ada Fenomena Blue Moon, Mengapa Bisa Terjadi dan Seberapa Langka?

Kompas.tv - 21 Agustus 2021, 21:32 WIB
besok-ada-fenomena-blue-moon-mengapa-bisa-terjadi-dan-seberapa-langka
Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru. (Sumber: Twitter @LAPAN_RI)
Penulis : Hedi Basri | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena Blue Moon atau Bulan Biru akan terjadi besok, Minggu 22 Agustus 2021 pada petang hari.

Peneliti Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Andi Pangerang menerangkan bahwa hakikatnya Bulan Biru tidak benaran biru.

Secara umum, kata Andi, terdapat dua definisi yang berbeda mengenai Bulan Biru, yaitu:

  1. Bulan Biru Musiman (Seasonal Blue Moon), yakni bulan purnama ketiga dari salah satu musim astronomis yang di dalamya terjadi empat kali bulan purnama.
  2. Bulan Biru Bulanan (Monthly Blue Moon), yakni bulan purnama kedua dari salah satu bulan di dalam kalender Masehi yang di dalamnya terjadi dua kali bulan purnama.

Menurut dia, purnama yang akan terjadi kali ini termasuk ke dalam Bulan Baru Musiman yang mempunyai arah timur-tenggara hingga barat-barat daya.

"Untuk daerah yang berada pada lintang 1-2 derajat Lintang Utara, bulan akan tepat di atas kepala ketika tengah malam," jelasnya.

Baca Juga: Siap-Siap! Besok Malam akan Terjadi Fenomena Blue Moon, Apa Itu?

Andi lanjut menjelaskan mengapa Bulan Biru bisa terjadi. Kata dia, dalam sebuah musim astronomis (yang ditandai oleh solstis ataupun ekuinoks), dapat terjadi tiga kali Bulan Purnama.

Hal itu disebabkan durasi musim untuk musim gugur (belahan utara) dan musim dingin (belahan utara) rata-rata 89,5 hari. Sedangkan durasi musim semi (belahan utara) dan musim panas (belahan utara) rata-rata 93 hari.

“Sedangkan rata-rata lunasi (satu siklus periode sinodis bulan mengelilingi Bumi) sebesar 29,53 hari. Sehingga 89,5:29,53 = 3,03 atau dibulatkan menjadi 3,” terang Andi melalui keterang tertulisnya, Sabtu (21/8/2021).

Namun, jika bulan purnama pertama terjadi berdekatan dengan awal musim astronomis, maka memungkinkan terjadi empat kali bulan purnama dalam sebuah musim astronomis.

Bulan purnama ketiga dalam sebuah musim astronomis yang mengalami empat kali bulan purnama inilah yang disebut sebagai “Bulan Biru”.

Jika bulan purnama terjadi di sekitar awal bulan Masehi, maka memungkinkan dalam sebuah bulan di kalender Masehi terjadi dua kali bulan purnama.

Bulan purnama kedua dalam sebuah bulan di kalender Masehi inilah yang disebut juga sebagai “Bulan Biru”.

Kendati begitu, pada bulan Februari tidak memungkinkan terjadi Bulan Biru dikarenakan umur bulan yang lebih kecil dari 29,53 hari.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x