Kompas TV internasional kompas dunia

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin Mundur setelah 17 Bulan Berkuasa

Kompas.tv - 17 Agustus 2021, 08:16 WIB
perdana-menteri-malaysia-muhyiddin-yassin-mundur-setelah-17-bulan-berkuasa
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mempertahankan kebijakan pemerintahannya dalam menangani pandemi dalam sesi di depan anggota parlemen Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, Senin (26/7/2021). (Sumber: CNA)
Penulis : Rizky L Pratama | Editor : Iman Firdaus

KUALA LUMPUR, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin dan jajaran kabinetnya telah mengundurkan diri setelah  17 bulan berkuasa. Pengunduran diri dilakukan  di tengah pertikaian dalam koalisinya serta meningkatnya kasus Covid-19 di negeri Jiran tersebut.

Muhyiddin mengadakan rapat kabinet terakhir pada Senin (16/8/2021) pagi sebelum pergi ke istana untuk mengajukan pengunduran dirinya kepada raja.

Dalam pidatonya di televisi pada pukul 15.30, Muhyiddin memberikan nada muram dan mengatakan dia memutuskan untuk mundur karena telah kehilangan mayoritasnya di parlemen.

Ia pun berharap, pemerintahan baru di Malaysia bisa segera dibentuk.

Khairy Jamaluddin, Menteri Sains yang memimpin program vaksinasi COVID-19 di Malaysia sebelumnya mengonfirmasi di Instagram bahwa pemerintah akan mengundurkan diri.

"Itu saja untuk saat ini," tulisnya dalam story Instagram yang memberikan pembaruan terakhir tentang kampanye vaksinasi massal.

“Kabinet telah mengajukan pengunduran diri kami kepada Agong (raja). Terima kasih atas kesempatan, sekali lagi, mengabdi untuk bangsa. Semoga Tuhan memberkati Malaysia.”

Baca Juga: Muhyiddin Yassin Akhirnya Akan Mundur sebagai Perdana Menteri Malaysia Besok

Muhyiddin yang berusia 74 tahun berada di bawah tekanan yang hampir konstan sejak ia berkuasa pada Maret 2020 sebagai kepala koalisi Perikatan Nasional (PN) baru setelah perebutan kekuasaan dalam pemerintahan sebelumnya. 

Pengunduran dirinya menyusul pertikaian berbulan-bulan di dalam PN dengan latar belakang meningkatnya kemarahan publik atas pertengkaran politik pada saat kasus Covid-19 yang kian melonjak.

Sekitar 12.510 orang kini telah meninggal di Malaysia akibat virus tersebut karena rumah sakit pemerintah yang tak cukup memberikan pelayanan untuk mengatasi masuknya pasien.



Sumber : Al Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x