Kompas TV nasional peristiwa

Pola Curah Hujan Berubah dan Kemarau Lebih Panjang, Ini Penjelasannya

Kompas.tv - 11 Agustus 2021, 06:33 WIB
pola-curah-hujan-berubah-dan-kemarau-lebih-panjang-ini-penjelasannya
Anak-anak mengikuti aksi jeda untuk iklim dengan membawa poster di kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Minggu, (23/2/2020). Mereka melakukan long march dari FX Sudirman hingga skate park Sudirman. (Sumber: Kompas.id/Tofik Rozaq)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemanasan global yang sedang terjadi saat ini seharusnya bisa dicegah apabila ada upaya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca secara cepat dengan skala besar. Tanpa itu, kondisi pemanasan global hingga lebih dari 1,5 derajat celsius tidak terhindarkan.

Hal tersebut sesuai dengan hasil laporan dari kelompok kerja pertama sebagai bagian dari penyusunan laporan penilaian keenam dari Panel Lintas Pemerintah untuk Perubahan Iklim (Intergovernmental Panel on Climate Change/IPCC) yang disampaikan secara daring pada 9 Agustus 2021. Menurut rencana, laporan tersebut akan selesai pada 2022.

Wakil Ketua Kelompok Kerja I IPCC Panmao Zhai mengatakan, perubahan iklim akan memengaruhi pola curah hujan di seluruh wilayah di dunia.

Pada wilayah di daerah pesisir akan mengalami kenaikan permukaan laut. Hal ini akan berkontribusi pada kejadian banjir rob yang lebih sering dan parah di daerah dataran rendah. 

Peristiwa perubahan permukaan laut yang ekstrem pun bisa terjadi setiap tahun, meski sebelumnya hanya terjadi setiap 100 tahun sekali.

Baca Juga: Cuaca Berubah Ekstrem, Suhu Global Diperkirakan Bisa Naik 1,5 Derajat Celsius dari Normal

Pencairan lapisan es juga akan semakin kuat. Lapisan salju musiman di sebagian wilayah akan menghilang. Selain itu, pencairan gletser dan es di Laut Arktik pada musim panas.

Di wilayah perkotaan, dampak perubahan iklim akan terjadi dengan penguatan suhu panas dan banjir yang lebih sering akibat curah hujan tinggi. Kenaikan permukaan laut pun akan terjadi di kota-kota pesisir.

Perubahan iklim juga akan tampak di wilayah perairan laut. Gelombang panas laut akan lebih sering terjadi serta pengasaman laut dan penurunan kadar oksigen di laut. Hal ini tentu akan berpengaruh pada ekosistem laut dan masyarakat yang bergantung pada laut.

Sebelumnya, Wakil Ketua Kelompok Kerja I IPCC Valérie Masson-Delmotte mengungkapkan, perubahan iklim akan akan terjadi di seluruh wilayah di dunia. Namun, setiap wilayah bisa mengalami perubahan yang berbeda.

Pemanasan di wilayah daratan misalnya, akan lebih tinggi dari rata-rata global. Bahkan, di Kutub Utara bisa lebih tinggi dua kali lipat dari rata-rata global.

Apabila pemanasan global mencapai 1,5 derajat celsius, kondisi yang bisa terjadi antara lain peningkatan gelombang panas, musim panas yang lebih panjang, dan musim dingin yang lebih pendek.

Baca Juga: Peringatan BMKG Akibat Perubahan Iklim, Bencana Badai hingga Hilangnya Es di Puncak Jaya

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x