Kompas TV bisnis kebijakan

Industri Ekspor Bakal Didorong, Meski Ada Ancaman Varian Delta dari Mitra Dagang

Kompas.tv - 11 Agustus 2021, 00:35 WIB
industri-ekspor-bakal-didorong-meski-ada-ancaman-varian-delta-dari-mitra-dagang
Ilustrasi ekspor impor (Sumber: Tribunnews.com)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Gading Persada

JAKARTA, KOMPAS.TV - Dalam rencana penguatan ekonomi nasional di masa pandemi, industri ekspor menjadi salah satu yang bakal didorong oleh pemerintah.

Namun, kemudian yang menjadi rintangan untuk upaya tersebut yakni faktor eksternal seperti varian Delta yang sudah menyebar ke negara-negara mitra dagang Indonesia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto pun tak menampik keadaan itu, tapi juga tetap menaruh harapan pada kinerja sektor manufaktur dalam negeri.

"Jika terjadi kenaikan kasus Covid-19 varian Delta (di negara-negara mitra dagang), kami masih percaya bahwa engine manufaktur kita masih tetap bisa berjalan," kata Airlangga dalam acara B-Talk Kompas TV, Selasa (10/8/2021).

Baca Juga: Setelah Keluar dari Resesi, Airlangga Hartarto Prediksi Ekonomi Nasional Turun

Menurut Airlangga, negara mitra dagang Indonesis seperti Amerika Serikat (AS), Jepang, dan Singapura kini sudah kembali dalam keadaan ekonomi yang baik.

Oleh karena itu, setidaknya saat ini sudah ada global demand untuk industri ekspor Tanah Air sehingga roda operasionalnya pun dapat terus berputar.

Selain itu, Airlangga mengingatkan, sebelumnya angka impor sudah meningkat karena kebutuhan akan bahan baku dan modal yang naik pada saat itu.

Meski begitu, Airlangga mengaku tak akan menyepelekan ancaman varian Delta selama proses manufaktur dalam negeri berjalan.

Baca Juga: Perpanjangan PPKM Level 4 di Jakarta, Mal dan Rumah Ibadah Boleh Beroperasi Kapasitas Maksimal 25%

Terlebih, purchase manager index (PMI) di Indonesia terkonfirmasi jatuh dari 53,3 persen ke 40,1 persen pada akhir Juni kemarin.

"Indeks itu kan hanya persepsi manajer perusahaan-perusahaan terhadap perekonomian Indonesia," ucap Airlangga.

"Sehingga dengan adanya persepsi itu dan kebijakan dari pemerintah, harapannya seluruh pabrik bisa menjalankan best practice, termasuk kepada karyawannya," sambungnya.

Kebijakan yang dimaksud Airlangga yaitu pembukaan 100 persen bagi industri ekspor yang dibarengi protokol kesehatan secara ketat selama perpanjangan PPKM.

"Namun, jika ditemukan klaster, pabrik yang bersangkutan akan di shutdown lima hari. Lalu, apabila ada karyawan yang positif ataupun bergejala maka tidak diperkanan masuk," pungkasnya.

Baca Juga: Negara Mana Pengekspor Peralatan Medis Terbesar ke Indonesia? Ini Jawabannya



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x