Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Di Tengah Ekonomi Tumbuh 7,07 Persen, 560 Hotel dan 280 Restoran di Jawa Barat Tutup

Kompas.tv - 6 Agustus 2021, 06:00 WIB
di-tengah-ekonomi-tumbuh-7-07-persen-560-hotel-dan-280-restoran-di-jawa-barat-tutup
Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Garut mengibarkan bendera putih di setiap hotel di Garut, Senin (19/7/2021). Pengibaran bendera putih itu sebagai bentuk kekecewaan terhadap keadaan perhotelan dan restoran yang mengalami ketidakpastian di masa pandemi Covid-19. (Tribun Jabar/Sidqi) (Sumber: Tribun Jabar/Sidqi)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jawa Barat menyatakan sebanyak 560 hotel dan 280 restoran di wilayah Jawa Barat tutup akibat pandemi COVID-19.

"Pada Juni 2020 lalu ada 560 hotel yang tutup, 280 restoran yang tutup. Kemungkinan keadaannya lebih besar bulan Juni 2021," kata Ketua PHRI Jawa Barat ((Jabar) Herman Muchtar dalam jumpa pers daring di Bandung, Kamis (5/8/2021).

Jumlah hotel dan restoran yang tutup akibat pandemi COVID-19 saat ini, kata Herman, bisa lebih besar karena data tersebut merupakan data tahun lalu.

"Kami yakin data sekarang ini belum lengkap dan kemungkinan lebih besar dibandingkan dari Juni tahun lalu," kata dia.

Sebagai contohnya, kata Herman, di Kawasan Cihampelas Kota Bandung saat ini ada enam hotel yang terpaksa harus tutup karena terdampak pandemi COVID-19.

Baca Juga: Kepgub Terbaru Anies Terkait Pengetatan PPKM Mikro: Mall-Restoran Tutup Pukul 20.00, Kapasitas 25%

"Itu di Cihampelas tutup karena okupansinya di bawah lima persen, bahkan cuma satu persen. Ini kan menyedihkan sekali. Hotel bintang 3 dan 4 pun ada yang tutup," kata dia.

Bahkan, di tengah kondisi hotel dan restoran yang menjerit, ada salah satu anggota Asosiasi Kafe dan Restoran (AKAR) yang berencana bunuh diri di Balai Kota Bandung. Herman mengungkapkan ia tidak tahu rencana yang dilakukan oleh Gan Bondillie atau Bonbon tersebut. 

"Jika seandainya pengurus PHRI dan AKAR tahu rencana Bonbon, pasti sudah kami larang. Enggak ada yang tahu, tahunya malah setelah kejadian," ujar Herman

Pihaknya menyesalkan dengan adanya kejadian ini karena banyak orang yang mengalami hal sama, namun ia menegaskan bahwa Tuhan tidak memberi kesulitan sesuai kemampuan.

"Jadi pada bulan Mei, kami semua dalam rapat menyatakan bahwa pengusaha bisa bertahan hingga Juli 2021 dengan dana secukupnya," ujar Herman.

Baca Juga: Dampak Buruk Covid-19, Sri Mulyani: Ekonomi Tumbuh Minus 0,4%, Nilai Tukar Rp20 Ribu per Dollar

Menurut dia, hal ini pun berdampak pada karyawan yang dirumahkan dan pengusaha kebingungan mau membayar pakai apa. Ia mengungkapkan kondisi karyawan hotelnya yang mulanya ada 80 kini tersisa 26 dan mereka jam kerjanya harus dibagi-bagi.

"Untuk tamu hotel pun paling banyak isinya tiga (orang). Menutupi keadaan minus enam bulan masih mending, kalau sekarang sudah 1,5 tahun," ujarnya.

Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II 2021 tumbuh sebesar 7,07 persen. Bahkan Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai hal itu menunjukkan mesin pertumbuhan ekonomi mulai pulih.
 
Angka ini dirasa dekat dengan prediksi yang telah diproyeksikan Kementerian Keuangan di level 7,1 persen.



Sumber : Kompas TV/ANTARA

BERITA LAINNYA



Close Ads x