Kompas TV internasional kompas dunia

PM Singapura Ingatkan Amerika Serikat atas Kebijakan Garis Keras Terhadap China

Kompas.tv - 4 Agustus 2021, 07:19 WIB
pm-singapura-ingatkan-amerika-serikat-atas-kebijakan-garis-keras-terhadap-china
Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong memperingatkan Amerika Serikat atas kebijakan garis keras mereka terhadap China. (Sumber: Lilian Suwanrumpha/France24 via AFP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Iman Firdaus

SINGAPURA, KOMPAS.TV - Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong pada Selasa. (03/08/2021) memperingatkan Amerika Serikat agar tidak secara agresif menantang China, dengan mengatakan bahwa pandangan Washington yang semakin garis keras bisa menjadi "sangat berbahaya."

Dia mengatakan Amerika Serikat telah beralih dari pendekatan persaingan yang sehat dengan China ke pandangan bahwa Amerika "harus menang, dengan satu atau lain cara."

"Ada konsensus bipartisan (AS) hari ini tentang satu hal, yaitu hubungan dengan China," katanya kepada Forum Keamanan Aspen.

"Tapi sikap mereka adalah mengambil garis keras. Dan saya tidak yakin itu konsensus yang tepat," kata pemimpin Singapura itu.

"Saya tidak tahu apakah Amerika menyadari betapa tangguhnya musuh yang akan mereka hadapi jika mereka memutuskan bahwa China adalah musuh," tutur PM Hsien Loong

"Dalam situasi ini, saya akan mengatakan kepada keduanya, berhenti sejenak, pikirkan baik-baik sebelum Anda maju cepat, karena itu sangat berbahaya," katanya.

"Sangat penting bagi AS dan China berusaha terlibat satu sama lain untuk mencegah bentrokan, yang akan menjadi bencana bagi kedua belah pihak, dan dunia."

Lee, yang dipandang sebagai seseorang yang memiliki wawasan tentang kepemimpinan kedua negara, mengatakan pandangan keras Washington terhadap China semakin diimbangi dengan keyakinan China bahwa Amerika Serikat tidak dapat dipercaya dan ingin menghalangi kemunculannya.

Baca Juga: Tunjukkan Eksistensi, India Kerahkan 4 Kapal Perang, Laut China Selatan pun Makin Panas

Fregat INS Shivalik, salah satu kapal perang Angkatan Laut India. Foto diambil di Mumbai, India, 29 April 2010. (Sumber: CNN)

Dia mengkritik ketangguhan pemerintahan Biden dalam pertemuan bilateral tingkat tinggi pertama dengan China di Anchorage, Alaska pada bulan Maret.

"Kenyataannya adalah tidak ada pihak yang bisa menjatuhkan yang lain," katanya.

Tetapi Lee mendukung kembalinya pemerintahan Biden ke kebijakan luar negeri yang "lebih konvensional" setelah pendekatan pendahulunya Donald Trump.

"Berbagai negara mencari konsistensi strategis jangka panjang dari Amerika Serikat," kata Hsien Loong, dan kebijakan yang "dapat diandalkan serta dapat diprediksi."

Dia mengatakan Taiwan adalah titik api potensial.

"Saya tidak berpikir mereka ingin membuat langkah sepihak,  seperti menyerang Taiwan," katanya tentang Beijing.

"Tapi saya pikir ada bahaya, dan bahayanya adalah kesalahan perhitungan besar-besaran."

Dia menyatakan apresiasi atas komentar Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin di Singapura pekan lalu, memperingatkan terhadap setiap perubahan status quo dari situasi Taiwan.

"Saya pikir jika posisi hati-hati itu dipertahankan dengan jelas dan konsisten, maka kita dapat menjaga perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan," kata Lee.

Bagaimanapun, dia menambahkan, "Anda berada dalam periode yang cukup sulit."



Sumber : Kompas TV/France24

BERITA LAINNYA



Close Ads x