Kompas TV internasional kompas dunia

Demam Babi Afrika, Puluhan Ribu Babi Dibantai di Republik Dominika

Kompas.tv - 3 Agustus 2021, 21:32 WIB
demam-babi-afrika-puluhan-ribu-babi-dibantai-di-republik-dominika
Ilustrasi foto babi. Demam babi Afrika menyapu Republik Dominika setelah infeksi tersebut ditemukan di 11 dari 23 provinsi negara itu, kata pihak berwenang Dominika, Senin (2/8/2021). (Sumber: pixabay/papaya45)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Gading Persada

SANTO DOMINGO, KOMPAS.TV - Demam babi Afrika menyapu Republik Dominika setelah infeksi tersebut ditemukan di 11 dari 23 provinsi negara itu, Senin (2/8/2021).

Seperti dilaporkan Reuters yang dikutip dari Antara, pengumuman soal pemusnahan itu muncul setelah pihak berwenang setempat mengirim 389 sampel dari peternakan babi di seluruh negeri ke sejumlah laboratorium di Amerika Serikat (AS). 

Pengiriman sampel dilakukan setelah pada bulan Juli banyak babi yang mati di tiga provinsi.

Fernando Duran, administrator perusahaan negara Banco Agricola, mengatakan dalam konferensi pers bahwa pemerintah Dominika akan membayar dengan harga pasar kepada para peternak babi untuk setiap babi yang dimusnahkan.

Pihak berwenang mengatakan satu-satunya cara menghentikan penyakit mematikan dan belum ada vaksinnya itu dengan memusnahkan seluruh babi di peternakan-peternakan yang telah terdeteksi.

Pejabat masih menyelidiki asal mula wabah tersebut dan belum mengatakan berapa banyak babi yang akan dimusnahkan.

Baca Juga: Cegah Demam Babi Afrika, Denmark Bangun Pagar Pembatas

Virus Nipah yang ditemukan pada paru-paru babi di Malaysia(Peter Hooper/CSIRO/Wikimedia) via Kompas.com (Sumber: Kompas.com)

Julio Cesar Estevez, direktur Kementerian Pertanian di wilayah Barat Laut, mengatakan bahwa pemusnahan hewan akan dilaksanakan oleh brigade yang dilengkapi dengan pakaian biosekuriti.

Brigade juga yang akan mengubur hewan-hewan tersebut sedemikian rupa agar penyebaran wabah tidak berlanjut.

Selain itu, kata Estevez, para petugas pemusnah akan menyita babi-babi yang dipelihara secara pribadi untuk konsumsi pribadi.

Ia memperkirakan bahwa wabah tersebut bisa diberantas dalam waktu sekitar lima bulan jika operasi pemusnahan populasi babi segera dilakukan.

Rafael Abel, kepala komite pertanian di majelis rendah Kongres, pekan lalu memperkirakan bahwa gerakan pemusnahan babi akan mengakibatkan kerugian ekonomi sekitar 180 juta dolar AS (sekitar Rp2,5 triliun).

Daging babi adalah makanan pokok di negara Karibia itu dan biasanya merupakan bahan inti masakan untuk makan malam Natal di sana.



Sumber : Kompas TV/Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x