Kompas TV olahraga kompas sport

Cerita Apriyani Rahayu Mulai Jualan Sayur Saat Kecil hingga Masuk Pelatnas Bermodal Pas-Pasan

Kompas.tv - 3 Agustus 2021, 14:30 WIB
cerita-apriyani-rahayu-mulai-jualan-sayur-saat-kecil-hingga-masuk-pelatnas-bermodal-pas-pasan
Selebrasi Greysia Polii dan Apriyani saat meraih medali emas di Olimpiade Tokyo 2020 (Sumber: Instagram/greypolii)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Eddward S Kennedy

JAKARTA, KOMPAS.TV - Apriyani Rahayu bersama Greysia Polii melengkapi sejarah bulu tangkis Indonesia dengan meraih medali emas nomor ganda putri di Olimpiade Tokyo 2020, Senin (2/8/2021).

Namun, di balik semua pencapaian Apriyani tersebut, ada kerja keras dan dukungan banyak orang.

Ani, panggilan masa kecil Apriyani, menjadi atlet badminton termuda di Olimpiade Tokyo. Ia berumur 23 tahun, terpaut usia 10 tahun dengan pasangannya Greysia Polii yang berumur 33 tahun.

Baik Greysia Polii maupun pelatih ganda putri Eng Hian mengakui semangat dan kerja keras Ani selama ini.

Greysia Polii pernah bertutur, ia melihat semangat itu sejak pertama kali hendak dipasangkan pada 2017.

Baca Juga: Indonesia Jadi Negara Peraih Medali Terbanyak di Asia Tenggara dalam Olimpiade Tokyo 2020

“Jadi pada waktu itu dia bilang, ‘Iya, kak gue mau lakuin apapun supaya bisa jadi juara. Pokoknya apapun itu gue mau jalanin bodo amat yang penting juara’,” tutur Greys menirukan ucapan Ani ketika itu, dilansir dari kanal YouTube Indosportdotcom.

Sebagai senior dengan jam terbang lebih tinggi, ia memaklumi teknik dan fisik Ani yang masih bertumbuh. 

Sebab itu, ia sabar mendampingi Ani belajar sambil menutupi seluruh kekurangan Ani saat bermain.

“Secara fisik dan secara teknik pasti Apriyani akan berkembang karena masih muda,” kata Greys.

Hal serupa juga diceritakan pelatih Eng Hian. Ia melihat kesungguhan Ani sejak perempuan kelahiran Konawe, Sulawesi Tenggara itu pertama kali masuk Pelatnas pada 2012.

“Kalau secara teknik, yang mendekati Apri sih ada. Tapi secara mental dan kemauan, belum ada,” kata Eng Hian pada Rabu (22/1/2020), dilansir dari situsweb PB PBSI.

Eng Hian membeberkan, Ani masuk Pelatnas dengan bermodalkan raket dan uang Rp200 ribu. Baru kali itu, Eng Hian melihat atlet datang dengan semangat, walau bermodal pas-pasan.

“Dia bilang dia mau jadi juara, ‘Terserah Koh Didi mau kasih program apa, saya siap’. Itu dibuktikan sama dia,” ujar Eng Hian.

Baca Juga: Sabet Emas Olimpiade Bersama Apriyani Rahayu, Greysia Polii Pecahkan Dua Rekor Baru

Di sisi lain, kerja keras dan semangat Ani pun mendapat dukungan dari banyak orang, terutama dari ayah dan ibunya.

“Pokoknya saya main bulu tangkis. Saya hobi dan suka, ada dukungan dari keluarga, terutama Omande Opande (Mama Papa),” kata Apriyani.



Sumber : Kompas TV/Indosportdotcom


BERITA LAINNYA



Close Ads x