Kompas TV nasional wawancara

Terdeteksi di Indonesia! Waspada Varian Delta Plus yang Lebih Tinggi Risiko

Kompas.tv - 29 Juli 2021, 13:19 WIB
Penulis : Reny Mardika

JAKARTA, KOMPAS.TV - 7 orang pasien Rumah Sakit Raden Mataher Jambi dinyatakan terkonfirmasi positif virus SarsCov-2 varian delta. Dua dari tujuh pasien ini terjangkit virus corona varian delta plus.

Temuan varian delta plus di Jambi ini terungkap setelah pihak Rumah Sakit Raden Mataher Jambi menerima hasil pemeriksaan 454 sampel lendir pasien yang dikirim ke lembaga Biomolekuler Eijkman pada akhir Juli lalu.

Laporan hasil pemeriksaan 454 sampel yang diperiksa, menyatakan 7 orang positif varian delta dengan rincian 2 orang terpapar varian AY.1 atau varian delta plus, dan 5 orang lainnya terpapar varian AY.3.

Kementerian Kesehatan membenarkan temuan kasus varian delta plus di Indonesia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi menyatakan ada tiga kasus konfirmasi positif Covid-19 akibat paparan varian delta plus.

Tiga kasus itu yakni sebanyak dua kasus di Jambi dan satu kasus di Sulawesi Barat.

“Iya, ini ada 3 kasus ya, 2 di Jambi dan 1 di Sulbar. (Pasien) sehat, sampelnya diambil satu bulan lalu. Tidak ada (perbedaan) hanya mutasi spike-nya saja, (kecepatan penularan) sama,” kata Siti Nadia Tarmizi seperti dikutip dari Kompas.com.

Varian delta diyakini menjadi agen penyebaran dominan yang memicu lonjakan kasus di sejumlah episentrum Covid-19 di tanah air.

Sementara varian delta plus sudah terdeteksi masuk ke Indonesia, namun masih terbilang sedikit temuannya.

Varian delta plus yang berkode resmi B.1.617.2.1 atau AY.1 merupakan sub keturunan varian delta yang berkode B.1.617.2.

Pembedanya terletak pada mutasi tambahan K417N di protein lonjakan yang memungkinkan virus lebih mudah menginfeksi sel-sel sehat.

WHO menyebut varian delta plus belum menjadi varian yang dominan dalam penyebaran Covid-19. Namun varian ini lebih tinggi risikonya bagi kesehatan jika sampai tersebar.

Kekhawatiran ini beralasan karena otoritas kesehatan India dan Inggris telah menaikkan status varian delta plus dari variant of interest menjadi variant of concern atau varian yang patut diwaspadai.

Varian delta plus berisiko tinggi karena mutasinya meningkatkan kemampuan bertransmisi mengikat lebih kuat pada reseptor sel paru-paru dan berpotensi mengurangi respon antibodi pada orang yang terpapar.

Gejala varian delta plus mirip dengan mereka yang terpapar varian delta yakni, batuk, diare, demam, sakit kepala, ruam kulit, perubahan warga jari tangan dan kaki, nyeri dada, dan sesak nafas.

Namun ada juga gejala lain yang teridentifikasi seperti sakit perut, mual, dan kehilangan nafsu makan.

Lebih lengkap mengenai varian delta plus, simak pembahasannya bersama Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Amin Subandrio, Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-18, Alexander Ginting, dan Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman.
 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x