Kompas TV nasional sosial

Orang Tua Diminta Peka Perilaku Anak Korban Kekerasan Seksual

Kompas.tv - 24 Juli 2021, 23:29 WIB
orang-tua-diminta-peka-perilaku-anak-korban-kekerasan-seksual
Anak korban kekerasan seksual cenderung mengalami perubahan perilaku. (Sumber: Antara/Pexels)
Penulis : Ahmad Zuhad | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta orang tua mesti peka agar mengenali pada perubahan perilaku anak yang menjadi korban kekerasan seksual.

“Penting untuk diketahui dan dilihat, karena kekerasan seksual sangat sulit untuk dikenali, bahkan mungkin hanya terjadi perubahan sikap. Bila orang tua tidak peka, maka dianggap tidak ada apa-apa,” ujar Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Bidang Trafficking dan Eksploitasi Ai Maryati Solihah dalam seminar virtual pada Sabtu (24/7/2021).

Panduan berjudul “Melindungi Anak dari Kekerasan Seksual” dari Kemdikbud menjelaskan, ada sejumlah perilaku anak korban kekerasan.

Baca Juga: Agar Anak Sehat Mental Saat Pandemi, Psikolog: Orang Tua Perlu Dengarkan Perasaan Anak tanpa Menyela

Anak korban kekerasan cenderung senang menyendiri, menghindar dari kegiatan keluarga, melamun, mudah tersinggung, dan murung saat berada di rumah.

Di sekolah, prestasi anak pun terlihat menurun. Perilaku kerap membolos sekolah, malas mengikuti kegiatan sekolah, dan turunnya minat belajar adalah tanda lain anak kemungkinan menjadi korban kekerasan seksual.

Panduan Kemdikbud itu juga menyebut, anak cenderung menutup diri dan hanya berteman dengan kawan yang mempunyai kondisi sama.

Saat mengetahui anak menjadi korban kekerasan seksual, Ai menyarankan orang tua segera memberikan perlindungan.

Hal mendesak lain yang harus orang tua lakukan adalah melakukan pemulihan dan pengobatan fisik pada anak ke fasilitas kesehatan terdekat.

Baca Juga: Hasil Survei KPAI Menyatakan Tingkat Kekerasan Pada Anak Meningkat di Masa Pandemi

Ai menjelaskan, pengobatan fisik harus segera dilakukan karena ada beragam risiko mental, seperti risiko secara kejiwaan dan terjadinya disorientasi seksual.

Di sisi lain, kata Ai, orang tua harus melaporkan kasus kekerasan seksual anak tersebut kepada pihak dan lembaga yang berwenang.

“Terkait dilaporkan atau tidak, kami sangat mendorong untuk dilaporkan. Karena mungkin kejadian ini terungkap pada anak kita,” ujar Ai, dikutip dari Antara.

Ia memperingatkan, orang tua mesti berhati-hati karena pelaku kekerasan seksual banyak yang melakukan kejahatan secara kelompok.

Ai menegaskan, orang tua perlu tetap melaporkan kekerasan seksual itu, meski pelaku adalah keluarga terdekat.

Baca Juga: Banyak Anak Tertular Covid-19, Ini Daftar Makanan dan Vitamin Penambah Daya Tahan Tubuh

Menurut Ai, orang tua perlu melaporkan pelaku untuk memberikan efek jera pada pelaku. Selain itu, hal ini juga akan mencegah pelaku melakukan kekerasan seksual lagi pada anak-anak lain.

Ia menyatakan pihaknya siap untuk memberikan edukasi kepada lembaga yang berwenang agar tidak mengungkapkan identitas korban kepada media.

“Kami terbuka untuk melakukan edukasi kepada Polsek dan lain sebagainya untuk tidak mengungkap identitas dan lain sebagainya kepada reporter. Itu menjadi satu kesatuan kami untuk melindungi keluarga korban,” kata Ai.



Sumber : Kompas TV/Antara

BERITA LAINNYA



Close Ads x