Kompas TV internasional kompas dunia

Varian Delta Sumbang 83 Persen Kasus di AS, Fauci Dituduh Bohong Soal Pendanaan Laboratorium Wuhan

Kompas.tv - 21 Juli 2021, 21:17 WIB
varian-delta-sumbang-83-persen-kasus-di-as-fauci-dituduh-bohong-soal-pendanaan-laboratorium-wuhan
Rochelle Walensky, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) saat memberi keterangan pada parlemen di gedung Capitol, Washington, AS, Selasa (20/7/2021). (Sumber: Rex/Shutterstock)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Tito Dirhantoro

WASHINGTON, KOMPAS.TV – Otoritas kesehatan Amerika Serikat menyatakan bahwa varian Delta terus menyebar dan kini menjadi penyebab sekitar 83 persen kasus Covid-19 di Amerika Serikat (AS).

Jumlah ini merupakan kenaikan dramatis dari awal Juli, saat varian Delta disebut menyumbang sekitar 50 persen kasus Covid-19.

“Cara terbaik untuk mencegah penyebaran varian Covid-19 adalah dengan mencegah penyebaran penyakit, dan vaksinasi menjadi senjata paling kuat yang kita punya,” kata Dr Rochelle Walensky, Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) pada parlemen AS di Washington, AS, Selasa (20/7/2021).

Baca Juga: Peristiwa Penting pada 4 Juli: Saat Negara Adi Kuasa Amerika Serikat Proklamirkan Kemerdekaan

Melansir The Guardian, Walensky mengatakan, jumlah kematian akibat Covid-19 meningkat hampir 48 persen pada pekan terakhir. Jumlah rata-rata kematian sekitar 239 jiwa per hari.

“Setiap kematian ini tragis dan bahkan lebih menghancurkan hati karena kita tahu bahwa mayoritas kematian ini bisa dicegah dengan vaksin yang sederhana, aman dan tersedia,” katanya.

Pada dua pekan terakhir, tingkat penularan di seantero AS telah meningkat sebanyak 198 persen. Negara bagian yang memiliki tingkat penularan tertinggi dalam periode itu termasuk Oklahoma pada 387 persen, Louisiana dan Mississippi pada 376 persen dan 308 persen.

Program vaksinasi nasional melambat secara drastis. AS kini melakukan vaksinasi sebanyak 521.000 dosis setiap hari. Angka ini menurun 85 persen dari puncak vaksinasi pada April, saat sekitar 3,38 juta dosis vaksin diberikan setiap hari.

Baca Juga: Kebun Binatang Oakland di Amerika Serikat Vaksinasi Covid-19 Beberapa Satwa Mereka

“Ini menjadi pandemi bagi yang belum divaksin,” ujar Walensky pekan lalu.

“Kami menyaksikan wabah kasus di bagian negeri yang memiliki cakupan vaksinasi rendah, karena orang yang belum divaksinasi, berisiko. Komunitas yang sudah divaksin lengkap umumnya bernasib baik.”

Sementara itu, perbedaan pendapat mengemuka di gedung parlemen Capitol Hill. Perbedaan ini menyoal peran Institut Nasional Kesehatan (NIH) dalam mendanai penelitian kontroversial di Wuhan, China.

Dr Anthony Fauci, ahli penyakit menular Amerika Serikat (AS), saat merespon tudingan Senator Paul Rand di gedung Capitol, Washington, AS, Selasa (20/7/2021). Tuduhan itu menyoal peran Institut Nasional Kesehatan (NIH) dalam mendanai penelitian di laboratorium di Wuhan, China. (Sumber: AP Photo/J. Scott Applewhite, Pool)

Dalam rapat dengar pendapat di Senat pada Selasa (20/7/2021), Senator Rand Paul menuduh Dr Anthony Fauci, ahli penyakit menular AS, telah berbohong pada Kongres.

Paul menuding Fauci menyembunyikan fakta tentang bagaimana laboratorium di Wuhan menggunakan dana NIH.

Dia menyitir sebuah makalah akademis yang konon menunjukkan laboratorium tengah melakukan penelitian untuk menciptakan “patogen potensial pandemi yang hanya ada di laboratorium, bukan di dunia nyata”.

Dengan keras Fauci membantah klaim itu dan mengatakan, “Senator Paul, Anda tidak tahu apa yang Anda bicarakan! Saya benar-benar membenci kebohongan yang sekarang Anda sebarkan!”

Menurut Fauci, tak mungkin penelitian yang didanai NIH bertanggung jawab atas SARS-CoV-2 atau Covid-19.

Secara umum, meski kasus penularan secara nasional meningkat, kondisi AS lebih baik ketimbang beberapa waktu sebelumnya.

Angka kematian tetap berada di dekat level terendah sejak musim semi lalu, dan tingkat perawatan pasien di rumah sakit jauh lebih rendah dibandingkan pada musim dingin lalu.



Sumber : Kompas TV/The Guardian

BERITA LAINNYA



Close Ads x