Kompas TV nasional update corona

Hasil Survei LSI: Masyarakat yang Tak Bersedia Divaksin Covid-19 Beralasan Takut Efek Samping

Kompas.tv - 19 Juli 2021, 00:35 WIB
hasil-survei-lsi-masyarakat-yang-tak-bersedia-divaksin-covid-19-beralasan-takut-efek-samping
Ilustrasi Vaksin Covid-19 (Sumber: Kompastv/Ant)
Penulis : Tito Dirhantoro | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV - Lembaga Survei Indonesia (LSI) menyatakan masih banyak masyarakat Indonesia yang tidak bersedia untuk disuntik vaksin Covid-19.

Alasannya, karena takut dengan efek samping setelah disuntik vaksin. Demikian hasil temuan survei nasional LSI yang digelar pada 20 sampai 25 Juni 2021.

Direktur Eksekutif LSI, Djayadi Hanan, berdasarkan hasil survei, menunjukkan bahwa ada 82,6 persen masyarakat yang mengaku masih belum divaksin.

Dari jumlah itu, hanya 63,6 persen masyarakat yang bersedia divaksin. Sementara itu, 36,4 persen masyarakat tidak bersedia divaksin.

Baca Juga: Catat! Ini Jadwal Terbaru, Lokasi dan Syarat Vaksinasi Covid-19 di Wilayah Jawa Timur, Mana Saja?

"Ada 82,6 persen masyarakat yang belum divaksin. Dari jumlah itu banyak yang masih belum bersedia yaitu 36,4 persen dan yang bersedia hanya 63,6 persen," kata Djayadi dalam paparannya, Minggu (18/7/2021), seperti dikutip dari Tribunnews.com.

Djayadi menjelaskan, sebenarnya ada lima alasan yang diungkapkan masyarakat mengapa tidak bersedia divaksin.

Pertama atau tertinggi, mereka takut dengan efek samping setelah disuntik vaksin. Kedua, menganggap vaksin tak efektif.

Ketiga, karena merasa sehat. Keempat, vaksin tidak halal, dan terakhir karena tak mau bayar.

Baca Juga: Presiden Jokowi Minta Stok Vaksin Jangan Disimpan: Kirim Langsung Habiskan!

"Alasan paling banyak takut efek samping vaksin sebesar 55,5 persen, menanggap vaksin itu tidak efektif 25,4 persen," ujarnya.

"Lalu, merasa badannya sehat 19 persen, vaksin tidak halal 9,9 persen, tidak mau bayar vaksin 8,7 persen."

Sebagai catatan, survei LSI menggunakan metode survei simple random sampling dengan margin of error +/- 2,88 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Adapun sampel dari survei yang dilakukan kali ini berjumlah 1.200 responden.

Sampel berasal dari seluruh provinsi yang terdistribusi secara proporsional. Sebaliknya, survei digelar pada 20-25 Juni 2021 lalu.

Baca Juga: 50 Guru Besar FKUI dan Dokter RSCM Jakarta Terima Suntikan Vaksin Dosis Ketiga

 



Sumber : Tribunnews.com


BERITA LAINNYA



Close Ads x