Kompas TV internasional kompas dunia

Temuan Penelitian di Swiss, Ganja Pertama Kali Dibudidayakan di China 12.000 Tahun Lalu

Kompas.tv - 18 Juli 2021, 01:05 WIB
temuan-penelitian-di-swiss-ganja-pertama-kali-dibudidayakan-di-china-12-000-tahun-lalu
Sebuah penelitian dari Universitas Lausanne di Swiss menemukan, Ganja pertama kali dibudidayakan sekitar 12.000 tahun yang lalu di China. (Sumber: France24 via AFP)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

JENEWA, KOMPAS.TV - Sebuah penelitian dari Universitas Lausanne di Swiss menemukan, Ganja pertama kali dibudidayakan sekitar 12.000 tahun yang lalu di China, setelah menganalisis genom tanaman dari seluruh dunia.

Studi yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances pada hari Jumat, mengatakan sejarah genom domestikasi ganja belum banyak dipelajari dibandingkan dengan spesies tanaman lain, sebagian besar karena pembatasan hukum.

Para peneliti mengumpulkan 110 genom utuh yang mencakup spektrum penuh tanaman liar yang tumbuh liar, bentuk-bentuk seleksi dari tanaman yang sudah dibudidayakan, kultivar historis, dan tanaman hibrida modern yang digunakan untuk keperluan rami dan obat.

Studi tersebut mengatakan telah mengidentifikasi "waktu dan asal usul domestikasi, pola divergensi pasca-domestikasi dan keragaman genetik masa kini".

"Kami menunjukkan cannabis sativa (ganja) pertama kali didomestikasi pada zaman Neolitik awal di Asia Timur dan semua kultivar rami dan obat-obatan (yang ada) saat ini yang menyimpang dari kumpulan gen leluhur yang saat ini diwakili oleh tanaman liar dan bentuk-bentuk hasil seleksi dari tanaman yang sudah dibudidayakan di Cina," kata hasil penelitian.

Baca Juga: Mahkamah Agung Meksiko Putuskan Penggunaan Ganja untuk Rekreasi Bukan Tindak Kriminal

James MacWilliams pada 13 Desember 2017 memangkas tanaman ganja yang dia tanam. Para peneliti mengumpulkan 110 genom utuh yang mencakup spektrum penuh tanaman liar yang tumbuh liar, bentuk-bentuk seleksi dari tanaman yang sudah dibudidayakan, kultivar historis, dan tanaman hibrida modern yang digunakan untuk keperluan rami dan obat.  (Sumber: AP Photo/Robert F. Bukaty, File)

Ganja telah digunakan selama ribuan tahun untuk tekstil dan untuk obat, dan sifat rekreasi.

Evolusi genom ganja menunjukkan tanaman itu dibudidayakan untuk penggunaan multiguna selama beberapa milenium.

Varietas rami dan obat yang sangat terspesialisasi saat ini diperkirakan berasal dari kultur selektif yang dimulai sekitar 4.000 tahun yang lalu, dioptimalkan untuk produksi serat atau cannabinoid.

Seleksi kultur menghasilkan tanaman ganja tinggi yang tidak bercabang dengan lebih banyak serat di batang utama, dan tanaman ganja pendek bercabang dengan lebih banyak bunga, memaksimalkan produksi resin.

Studi ini dipimpin oleh Luca Fumagalli dari Universitas Lausanne dan melibatkan ilmuwan dari Inggris, Cina, India, Pakistan, Qatar dan Swiss.

"Penanggalan genomik kami menunjukkan nenek moyang awal jenis rami dan obat-obatan menyimpang dari ganja Basal, sekitar 12.000 tahun yang lalu, menunjukkan spesies tersebut telah didomestikasi pada zaman Neolitik awal," katanya.

Baca Juga: Myanmar Bakar Narkoba Sitaan Senilai Hampir 1 Miliar Dolar, Termasuk Membakar Ganja

Tanaman Ganja di kota Nine Mile Jamaika. Seleksi kultur semenjak 12.000 tahun lalu di China menghasilkan tanaman ganja tinggi yang tidak bercabang dengan lebih banyak serat di batang utama, dan tanaman ganja pendek bercabang dengan lebih banyak bunga, memaksimalkan produksi resin. (Sumber: AP Photo/David McFadden, File)

"Berlawanan dengan pandangan yang diterima secara luas, yang mengaitkan ganja dengan pusat domestikasi tanaman Asia Tengah, hasil kami konsisten dengan asal domestikasi tunggal ganja sativa di Asia Timur, sejalan dengan bukti arkeologis awal."

Dikatakan bahwa beberapa tanaman liar yang saat ini ditemukan di China mewakili keturunan terdekat dari kumpulan gen leluhur dari mana varietas rami dan ganja berasal.

"Asia Timur terbukti menjadi titik panas domestikasi kuno yang penting untuk beberapa spesies tanaman... hasil kami dengan demikian menambah bukti lain," kata studi tersebut.

Para peneliti mengatakan penelitian mereka menawarkan basis sumber daya genomik yang "belum pernah terjadi sebelumnya" untuk pemuliaan molekuler dan penelitian fungsional yang sedang berlangsung, baik di bidang kedokteran maupun di bidang pertanian.

Studi ini, kata mereka, juga memberikan wawasan baru ke dalam budidaya, penyebaran global tanaman dengan produk struktural dan biokimia yang berbeda, pada saat ada kebangkitan minat dalam penggunaannya, yang mencerminkan perubahan sikap sosial dan tantangan yang sesuai untuk status hukumnya di banyak negara.



Sumber : France24

BERITA LAINNYA



Close Ads x