Kompas TV internasional kompas dunia

Erdogan Peringatkan Xi Jinping untuk Perlakukan Muslim Uighur sebagai Rakyat China yang Setara

Kompas.tv - 16 Juli 2021, 04:05 WIB
erdogan-peringatkan-xi-jinping-untuk-perlakukan-muslim-uighur-sebagai-rakyat-china-yang-setara
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan. (Sumber: AP Photo)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Hariyanto Kurniawan

ANKARA, KOMPAS.TV - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Presiden China, Xi Jinping terkait Muslim Uighur.

Erdogan mengatakan Muslim Uighur harus harus diperlakukan sebagai rakyat China yang setara.

Hal itu diungkapkan Erdogan saat menghubungi Xi Jinping melalui telpon, Selasa (13/7/2021).

Meski begitu, Erdogan menegaskan bahwa Turki menghormati kedaulatan China.

Baca Juga: Sering Dikira Negara Kaya, Ternyata Satu Juta Anak Pekerja Esensial Inggris Hidup dalam Kemiskinan

Menurut pernyataan dari Kepresidenan Turki, keduanya membicarakan mengenai masalah hubungan bilateral dan regional

“Erdogan memusatkan pentingnya bagi Turki bahwa bangsa Uighur Turks bisa hidup dengan damai dan makmur sebagai rakyat China yang setara,” bunyi pernyataan Kepresidenan Turki dikutip dari Al-Jazeera.

“Ia juga menyuarakan hormat Turki terhadap kedaulatan dan integritas China,” tambahnya.

Erdogan juga mengatakan kepada Xi adanya potensi tinggi untuk komersial dan diplomatik antara Turki dan China.

Selain itu, keduanya juga membicarakan masalah energi, perdagangan, transportasi dan kesehatan.

Masalah Uighur sendiri memang menjadi persoalan yang akut dari negara Asia Timur itu

PBB dan grup Hak Asasi Manusia (HAM) memperkirakan lebih dari satu uta Muslim Uighur serta kelompok minoritas muslim lainnya, telah ditahan dalam kamp konsentrasi di Xinjiang.

Baca Juga: Perempuan Telanjang Terjebak di Dinding Antara Dua Gedung, Misi Penyelamatan Dilakukan 2 Jam

Selain itu juga dilaporkan adanya penyiksaan dan pemerkosaan yang sistematis terhadap perempuan Uighur di kamp tersebut.

China sendiri membantah adanya kamp konsetrasi tersebut.

Mereka menegaskan bahwa itu adalah pusat pelatihan yang didesain untuk melawan ekstremisme.

Mereka juga membantah tuduhan terjadinya kekerasan.



Sumber : Al-Jazeera


BERITA LAINNYA



Close Ads x