Kompas TV internasional kompas dunia

Sering Dikira Negara Kaya, Ternyata Satu Juta Anak Pekerja Esensial Inggris Hidup dalam Kemiskinan

Kompas.tv - 15 Juli 2021, 23:42 WIB
sering-dikira-negara-kaya-ternyata-satu-juta-anak-pekerja-esensial-inggris-hidup-dalam-kemiskinan
Warga mengantre di luar Bridge Park Community Leisure Center untuk mengikuti vaksinasi Covid-19 di Brent, London barat laut, Inggris, pada 19 Juni 2021. (Sumber: Xinhua/Ray Tang)
Penulis : Edwin Shri Bimo | Editor : Hariyanto Kurniawan

LONDON, KOMPAS.TV - Satu juta anak dari keluarga pekerja esensial di Inggris hidup dalam kemiskinan, menurut studi yang dipublikasikan pada Rabu (14/07/2021).

Studi Trades Union Congress (TUC) itu menemukan di beberapa wilayah di Inggris, lebih dari seperempat anak-anak pekerja esensial hidup dalam kemiskinan.

Tingkat tertinggi ditemukan di Inggris timur laut dengan tingkat kemiskinan anak mencapai 29 persen, diikuti oleh London, 27 persen, West Midlands, 25 persen, serta Yorkshire dan Humber, 25 persen.

TUC mengatakan penyebab utama dari kemiskinan di kalangan keluarga pekerja esensial, seperti perawat orang lanjut usia, kurir, dan staf pasar swalayan, adalah gaji yang rendah dan jam kerja yang tidak pasti.

"Kebijakan pemerintah saat ini memiliki kemungkinan lebih besar untuk menaikkan tingkat kemiskinan anak," kata juru bicara TUC, seraya menambahkan bahwa para menteri membatasi kenaikan gaji untuk pekerja esensial di sektor publik, yang dalam beberapa kasus akan berarti hilangnya upah riil.

Baca Juga: Gadis Misterius Indonesia Berusia 15 Tahun Warisi Kekayaan Senilai Rp8 Miliar dari Ayah di Inggris

Delapan dari 10 orang dewasa di Inggris kini memiliki antibodi yang melindungi mereka dari Covid-19, seperti temuan Kantor Statistik Inggris yang terbit 9 Juni 2021 (Sumber: Straits Times via AFP)

TUC, pusat serikat pekerja yang mewakili jutaan pekerja, memperingatkan kebijakan itu akan menghambat pemulihan ekonomi Inggris pasca Covid-19 dengan membatasi belanja rumah tangga.

"Setiap pekerja esensial berhak mendapatkan standar hidup yang layak untuk keluarganya. Namun, kerja keras mereka sering kali tidak terbayarkan sebagaimana mestinya. Dan mereka kesulitan menyediakan biaya dasar untuk kehidupan rumah tangga," ujar Sekretaris Jenderal TUC Frances O'Grady.

"Perdana menteri berjanji akan 'membangun kembali dengan dengan lebih adil'. Dia harus mulai dari pekerja esensial. Mereka sudah mempertaruhkan nyawa demi menjaga negara ini tetap bertahan melewati pandemi," tutur O'Grady.

TUC menyerukan agar pemerintah menjamin standar hidup yang layak bagi keluarga pekerja esensial dengan menaikkan upah minimum nasional menjadi 10 poundsterling per jam, serta mengakhiri penangguhan upah pekerja layanan masyarakat. 

Baca Juga: Maret 2021, Upah Nominal Harian Buruh Tani Nasional Naik 0,17 Persen atau 97 Rupiah

 



Sumber : Xinhua


BERITA LAINNYA



Close Ads x