Kompas TV internasional kompas dunia

Amankan Dana Rp1 T untuk Misi ke-2 ke Bulan, Israel Bertekad Pecahkan Rekor Pendaratan di Bulan

Kompas.tv - 12 Juli 2021, 16:43 WIB
amankan-dana-rp1-t-untuk-misi-ke-2-ke-bulan-israel-bertekad-pecahkan-rekor-pendaratan-di-bulan
General Manager divisi luar angkasa Israel Aerospace Industries Opher Doron tengah berbicara di samping modul bulan milik SpaceIL. Foto diambil pada 10 Juli 2018. (Sumber: AP Photo/Ilan Ben Zion, File)
Penulis : Vyara Lestari | Editor : Purwanto

YERUSALEM, KOMPAS.TV – Dua tahun lalu, pesawat luar angkasa milik Israel jatuh di bulan. Kini, Israel kembali mengerahkan upaya untuk melancarkan misi ke Bulan untuk kali kedua.

SpaceIL, organisasi nirlaba Israel yang meluncurkan misi ke Bulan, menyatakan pada Minggu (11/7/2021) bahwa pihaknya telah mengamankan dana sejumlah USD70 juta (atau setara dengan Rp1 triliun) bagi upaya misi kedua ke Bulan.

SpaceIL menyatakan, komitmen dana itu berarti bahwa sebagian besar dari dana yang diperkirakan dibutuhkan untuk misi ke Bulan sebanyak USD100 juta (atau setara Rp1,4 triliun), telah terpenuhi. Misi ke Bulan itu sendiri rencananya akan dilakukan pada tahun 2024.

Baca Juga: Triliuner Dunia Richard Branson Terbang ke Luar Angkasa dengan Pesawat Sendiri

Melansir Associated Press, pendanaan itu akan berasal dari miliarder keturunan Afrika Selatan – Israel Morris Kahn, miliarder Prancis – Israel Patrick Drahi dan filantropis Afrika Selatan Martin Moshal, salah satu pendiri perusahaan modal Entree Capital. Kahn sebelumnya telah mendanai sebagian besar misi pertama Israel ke Bulan.

Pada April 2019, pesawat ruang angkasa “Genesis” yang dibangun oleh SpaceIL dan Israel Aerospace Industries milik negara, jatuh di Bulan beberapa saat sebelum mendarat. Upaya pendaratan pertama ke Bulan yang didanai oleh swasta itu pun gagal.  

Baca Juga: Moon Village, Desain Hunian Masa Depan Manusia di Bulan

Menurut Institut Davidson, cabang universitas riset Institut Ilmu Pengetahuan Weizman di Israel, pesawat luar angkasa itu mengalami serangkaian kerusakan teknis. Kerusakan itu termasuk kerusakan pada pelacak bintang, sejenis alat navigasi; juga kerusakan sistem komputer dan mesin.

Misi yang baru, yang disebut Beresheet 2, pertama kali diumumkan pada akhir tahun 2020. Misi ini berencana memecahkan rekor baru luar angkasa dunia melalui pendaratan ganda di bulan dan pendaratan pesawat pendarat di Bulan teringan yang pernah ada. Masing-masing pendarat hanya berbobot 60 kilogram tanpa bahan bakar.

Pendaratan itu menggunakan 3 pesawat luar angkasa, yakni sebuah pesawat pengorbit dan dua pendarat. Misi itu berharap dapat menyusul China menjadi negara kedua yang berhasil mendarat di sisi yang jauh di Bulan.

Baca Juga: Pengusaha Fesyen Jepang Ini Rencanakan Perjalanan Ke Luar Angkasa, Lalu ke Bulan

Pesawat pengorbit, yang dijuluki sebagai pesawat induk, diatur untuk tetap berada di luar angkasa selama berbulan-bulan. Pesawat induk ini akan berfungsi sebagai platform untuk kegiatan ilmu pengetahuan yang mendidik melalui sambungan jarak jauh. Hingga, para murid dari seluruh dunia pun dapat berpartisipasi dalam penelitian luar angkasa.

“Proyek Beresheet ini adalah misi hidup saya, jadi saya putuskan untuk melakukannya lagi,” kata Kahn yang memimpin SpaceIL.

“Saya akan melakukan segalanya dalam batas kemampuan saya untuk membawa Israel kembali ke Bulan, kali ini untuk pendaratan ganda yang bersejarah,” pungkas Kahn mantap.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x