Kompas TV internasional kompas dunia

Dua Pembangkit Listrik Utama Dimatikan, Lebanon Nyaris Gelap Gulita

Kompas.tv - 10 Juli 2021, 09:18 WIB
dua-pembangkit-listrik-utama-dimatikan-lebanon-nyaris-gelap-gulita
Krisis ekonomi membuat dua pemangkit listrik utama Lebanon dimatikan karena kekurangan bahan bakar. (Sumber: AP Photo/Hassan Ammar, File)
Penulis : Haryo Jati | Editor : Fadhilah

BEIRUT, KOMPAS.TV - Lebanon nyaris gelap gulita karena mati listrik setelah dua pembangkit listrik utama mereka dimatikan.

Kedua pembangkit listrik tersebut telah dimatikan sejak Jumat (9/7/2021), setelah kehabisan bahan bakar.

Krisis tersebut cukup parah karena setiap orang hanya menerima pasokan listrik selama dua jam dalam sehari.

Krisis ekonomi dan kurangnya mata uang asing milik negara tersebut membuat sulit untuk membayar pemasok energi dari luar negeri.

Baca Juga: Joe Biden Ancam Vladimir Putin jika Rusia Tak Hentikan Serangan Siber ke AS

Apotik banyak ditutup karena kekurangan obat yang disebabkan oleh kegagalan membayar importir asing.

Dua pembangkit listrik terbesar Lebanon, Deir Ammar dan Zahrani, yang mana keduanya memasok 40 persen dari listrik negara dimatikan sejak Jumat.

Hal itu diungkapkan oleh perusahaan negara pemilik pembangkit listrik, Electricite Du Liban (EDL).

Kapal yang mengangkut bahan bakar minyak menolak untuk menurunkan muatannya, sebelum uang dalam bentuk dolar AS ditransfer ke akun pemiliknya.

Di sebelah timur Kota Zahle, EDL meminta para warga untuk mengurangi konsumsi listrik hingga batas minimal.

Dikutip dari BBC, mereka mengatakan suplai listrik telah diputus di seluruh Lebanon tanpa batas waktu.

Lebanon saat ini juga menghadapi penjatahan untuk air juga.

Stasiun pompa air ditenagai oleh diesel dan saat ini kekurangan pasokan yang mereka butuhkan untuk berfungsi.

Baca Juga: Penghancuran Hutan Hujan Amazon Catat Rekor Tertinggi Bulan Juni Kemarin

Krisis ekonomi memang tengah menghadapi krisis ekonomi selama 18 bulan terakhir.

Mata uang Lebanon, pound Lebanon, saat ini tengah berada dalam titik terendah.

Krisis ekonomi ini membuat setengah populasi berada dalam kemiskinan dan membuat demonstrasi massal terjadi.

Mereka meminta agar elit politik yang dituduh korupsi dan tak peduli untuk segera dicopot.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x