Kompas TV nasional peristiwa

5 Fakta Harmoko, Menteri Penerangan Era Orde Baru yang Wafat karena Covid-19

Kompas.tv - 6 Juli 2021, 05:30 WIB
5-fakta-harmoko-menteri-penerangan-era-orde-baru-yang-wafat-karena-covid-19
Mantan Menteri Penerangan Harmoko semasa hidupnya dalam sebuah acara beberapa tahun lalu. (Sumber: KOMPAS/TOTOK WIJAYANTO)
Penulis : Gading Persada | Editor : Hariyanto Kurniawan

JAKARTA, KOMPAS.TV- Harmoko meninggal dunia pada Minggu (4/7/2021) malam kemarin. Menteri Penerangan di masa kepemimpinan Presiden Soeharto itu wafat pada usia 82 tahun karena terpapar Covid-19.

Banyak hal yang menarik dari almarhum. Berikut ini KompasTV sarikan dari berbagai sumber terkait 5 fakta Harmoko:

1. Pernah menjadi wartawan

Dikutip dari Kepustakaan Presiden di situs Perpustakaan Nasional (Perpusnas), sebelum menjabat sebagai Menteri Penerangan, Harmoko sempat bekerja sebagai wartawan.

Setelah lulus SMA pada awal tahun 1960-an, ia bekerja sebagai wartawan dan kartunis di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka.

Pada tahun 1964, ia juga pernah bekerja sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata dan kemudian Harian API tahun 1965.

Pada saat yang sama, pria kelahiran Nganjuk, Jawa Timur itu juga menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah berbahasa Jawa, Merdiko.

Baca Juga: Menurut Petunjuk Bapak Presiden hingga Pentil Kecakot, Ungkapan Unik di Sekitar Sosok Harmoko

2. Pimpin sejumlah media dan Ketua PWI

Pada tahun berikutnya, 1966 sampai 1968, ia menjadi pemimpin dan penanggung jawab Harian Mimbar Kita.

Pada tahun 1970, bersama beberapa orang temannya ia menerbitkan harian Pos Kota.

Setelah itu, Harmoko terpilih menjadi ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI).

3. Jadi Menteri Penerangan terkenal dengan ungkapan ikonik

Pimpinan DPR yang terdiri dari Ketua Harmoko, Wakil Ketua Ismail Hasan Metareum, Syarwan Hamid, Abdul Gafur dan Fatimah Achmad (tidak nampak) di Gedung DPR, Senin (18/5/1998), membuat pernyataan mengimbau Presiden Soeharto mengundurkan diri. (Sumber: KOMPAS/Johnny TG)

Karier Harmoko di dunia jurnalistik dan media yang moncer membawanya dia ke kursi pembantu presiden. Ia pun diangkat sebagai Menteri Penerangan pada pemerintahan Soeharto di masa Kabinet Pembangunan IV pada tahun 1983.

Jabatannya sebagai Menteri Penerangan berlanjut hingga di Kabinet Pembangunan VI yang berakhir pada tahun 1997.

Sebagai menteri Penerangan, Harmoko pernah mendirikan gerakan Kelompencapir (kelompok pendengar, pembaca, dan pemirsa) yang dimaksudkan sebagai media untuk menyampaikan informasi dari pemerintah.

Selain itu, Harmoko pernah menjabat Ketua Umum Golkar pada periode 1993-1998. Terakhir, ia menjabat sebagai Ketua MPR pada 1997 sampai 1999.

Selama menjadi Menteri Penerangan banyak ungkapan-ungkapan ikonik yang pernah dilontarkannya. Beberapa yang terkenal yakni, "Menurut petunjuk Bapak Presiden", "Pentil Kecakot", hingga "Hari-hari omong kosong" yang ternyata ungkapan sindiran baginya yang diambilkan dari kepanjangan namanya Harmoko.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x