Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Penurunan Harga Pangan dan Tiket Moda Transportasi Sebabkan Indonesia Alami Deflasi Pada Juni 2021

Kompas.tv - 2 Juli 2021, 07:49 WIB
penurunan-harga-pangan-dan-tiket-moda-transportasi-sebabkan-indonesia-alami-deflasi-pada-juni-2021
Sejumlah warga berbelanja di Pasar Senen, Jakarta, Rabu (2/6/2021). Bada Pusat Statistik mencatat, Indonesia mengalami deflasi pada Juni 2021 sebesar 0,16 persen. Deflasi ini terutama terjadi lantaran penurunan harga pangan atau makanan dan tiket moda transportasi pascaperiode Ramadhan dan Lebaran. (Sumber: Kompas.id/Raditya Herlabumi)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV – Pada Juni 2021, Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,16 persen. Hal itu terjadi karena beberapa faktor, terutama di antaranya penurunan harga pangan dan tiket moda transportasi pascaperiode Ramadhan dan Lebaran.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, dari 90 kota yang menjadi basis penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 56 kota mengalami deflasi dan 34 kota terjadi inflasi.

Deflasi tertinggi terjadi di Kupang (0,89 persen) dan terendah di Palembang (0,01 persen). Sementara inflasi tertinggi berada di Singkawang (1,36 persen) dan terendah di Pekanbaru dan Tanjung Selor (masing-masing 0,1 persen).

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Margo Yuwono mengatakan, deflasi tersebut baru pertama kali terjadi di sepanjang paruh tahun ini. Hal ini lebih karena faktor musiman penurunan harga sejumlah kelompok pengeluaran pasca-Ramadhan dan Lebaran pada Mei 2021.

”Sektor transportasi mengalami deflasi sebesar 0,35 persen. Hal ini tidak terlepas dari penurunan tarif angkutan udara, antarkota, dan kereta api,” ujar Margo dalam telekonferensi pers di Jakarta, Kamis (1/7/2021).

Baca Juga: Pengamat Ekonomi: Inflasi Meningkat Tanda Geliat Konsumsi Rumah Tangga Membaik

Selain itu, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi sebesar 0,71 persen. Komoditas yang dominan memberikan andil deflasi dari kelompok ini adalah cabai merah besar, daging ayam ras, cabai rawit, bawang merah, dan daging sapi.

Sementara yang memberikan andil inflasi adalah telur ayam ras, bayam, kacang panjang, rokok kretek filter, dan minyak goreng.

Tangkapan layar laporan BPS mengenai inflasi (Sumber: Situs resmi bps.go.id)

Inflasi

BPS juga mencatat, tingkat inflasi tahun kalender atau sepanjang Januari-Juni 2021 sebesar 0,74 persen dan secara tahunan sebesar 1,33 persen. Adapun tingkat inflasi komponen inti sepanjang Januari-Juni 2021 sebesar 0,76 persen dan secara tahunan 1,49 persen.

Kondisi tersebut mengindikasikan harga-harga masih terjaga dan daya beli masyarakat relatif masih terjaga. Dampak pandemi Covid-19 memang memengaruhi daya beli masyarakat.

”Namun, pada Juni 2021 ini, inflasi inti yang menjadi salah satu indikator daya beli masyarakat masih tumbuh positif meskipun tipis, yaitu sebesar 0,14 persen secara bulanan, dengan andil sebesar 0,09 persen,” kata Margo.

Selain itu, di sektor pertanian, BPS menunjukkan, nilai tukar petani (NTP) meningkat 0,19 persen secara bulanan menjadi 103,59 pada Juni 2021. Namun, beberapa NTP subsektor masih berada di bawah ambang batas 100, seperti tanaman pangan (97,27) dan hortikultura (98,98).

Sebagai informasi, NTP adalah rasio antara indeks harga yang diterima petani dan indeks harga yang dibayar petani. NTP ini merupakan salah satu indikator menentukan tingkat kesejahteraan petani. Jika NTP berada di bawah 100, berarti petani mengalami defisit karena pendapatan petani turun atau lebih kecil dari pengeluaran.

Baca Juga: Efek Ramadan dan Idul Fitri, Inflasi Mei Naik 2 Kali Lipat

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.