Kompas TV nasional politik

Reaksi Rektorat UI atas Kritik "Jokowi: The King of Lip Service" BEM UI Dianggap Berlebihan

Kompas.tv - 28 Juni 2021, 11:28 WIB
reaksi-rektorat-ui-atas-kritik-jokowi-the-king-of-lip-service-bem-ui-dianggap-berlebihan
Menko Polhukam Mahfud MD menerima dokumen laporan dari BEM UI soal korban pelanggaran HAM Papua, di Kampus UI, Depok, Jawa Barat, Senin (17/2/2020). (Dok. BEM UI) (Sumber: -)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS TV - Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Daniel Johan angkat bicara ihwal sikap Rektorat Universitas Indonesia (UI) yang seperti "kebakaran jenggot" setelah mengetahui BEM UI melontarkan kritik pedas terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi). 

Seperti diketahui, mahasiswa yang tergabung dalam BEM UI melontarkan kritik melalui unggahan media sosial yang bertuliskan "Jokowi: The King of Lip Service". 

Ia menilai sikap jajaran Rektorat UI yang langsung memanggil mahasiswa di hari Minggu (27/6/2021), itu amat berlebihan. Padahal, menyampaikan sebuah kritik itu merupakan sebuah tugas dari mahasiswa.  

"Rektoratnya lebay," kata Daniel kepada Kompas TV, 

Meski begitu, dirinya mengimbau kepada BEM UI untuk menjelaskan dan mengklarifikasi maksud dan tujuan dari kritikannya tersebut. 

"Tapi yah hadapi saja karena ada bagusnya juga untuk BEM dipanggil sehingga BEM bisa melakukan klarifikasi secara mendalam agar diskusi 2 arah mahasiwa dan civitas akademika bisa berlangsung secara demokratis dan berakal-sehat," ujarnya. 

Menurut dia, mahasiswa itu wajar bila mereka mengutarakan kritik secara nyentrik, terlebih kini di era keterbukaan informasi. 

"Kalaupun dianggap terlalu nyentrik atau melanggar etik, kampus punya kode etik tetapi jangan sampai kode etik kampus mematikan daya kritis mahasiswa itu sendiri," ujar dia. 

Ia mengakui bila berjalannya sebuah pemerintahan itu memang membutuhkan pengawasan dari lembaga non partisan atau partai politik seperti dari para mahasiswa yang basisnya di kampus-kampus.

"Bangsa ini masih membutuhkan kekritisan mahasiswa yang sejauh ini tidak terlalu kental dengan kepentingan, dan munculnya kritik menandakan daya kritis mahasiswa masih hidup, mahasiswa masih memiliki rasa kepedulian dan idealisme yang kuat terhadap bangsa ini," kata dia.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x