Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Harga Kedelai Naik, Perajin Tahu di Lebak Berharap Ada Subsidi

Kompas.tv - 25 Juni 2021, 13:07 WIB
harga-kedelai-naik-perajin-tahu-di-lebak-berharap-ada-subsidi
Perajin tahu di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten meminta pemerintah memberikan subsidi harga kedelai di pasaran karena berpengaruh terhadap produksi. (Sumber: Kompas.tv/Ant)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

BANTEN, KOMPAS.TV – Sejumlah perajin tahu di Kabupaten, Provinsi Banten meminta pemerintah memberikan subsidi harga kedelai di pasaran. Hal itu karena harga kedelai dinilai berpengaruh terhadap produksi.

"Kita dulu di era orde baru (Orba) mendapatkan subsidi kedelai, namun sampai sekarang belum ada lagi," kata Mad Soleh (55) seorang perajin tahu di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Jumat (25/6/2021). 

Menurutnya, pemberian subsidi kedelai dipastikan dapat membuat usaha kerajinan tahu di Kabupaten Lebak berkembang dan mampu menyerap tenaga kerja.

Selama ini, perajin tahu relatif tidak stabil karena harga kedelai mengalami turun naik. Hari ini, harga kedelai di pasaran melonjak hingga Rp 550 ribu per karung dengan berat 50 kilogram. Harga tersebut naik Rp 20 ribu dibanding  pekan lalu yaitu, Rp530 ribu per karung.

Melonjaknya harga kedelai tentu berdampak terhadap produksi, bahkan beberapa perajin terancam bangkrut.  

Baca Juga: Stok Kedelai Diprediksi Aman Hingga Tiga Bulan ke Depan

“Satu sisi, perajin menjual tahu tidak mengalami kenaikan dan sisi lainnya harga kedelai melonjak,” pungkas Soleh.

Serupa dengan hal itu, perajin tahu lainnya bernama Usman (55) mengatakan, selama ini harga kedelai sebagai bahan baku tahu tidak disubsidi oleh pemerintah. Para perajin tahu membeli kedelai ke Pasar Rangkasbitung.

Ia mengungkapkan, penggunaan kedelai impor dari Amerika Serikat itu berlangsung sejak tahun 1980-an sampai sekarang sebab kedelai lokal kualitasnya kurang bagus "Kami berharap pemerintah dapat mensubsidi kedelai, sehingga usaha tahu kembali berkembang, " kata Usman.

Diketahui, perajin tahu di Kampung Muara Kebon Kelapa Rangkasbitung tercatat sebanyak 18 unit, namun sebagian besar terancam bangkrut.

Adapun rata-rata omzetnya sebesar Rp 900 ribu dari produksi 50 kg. Dari Rp 900 ribu itu, perajin bisa meraih keuntungan kotor Rp350 ribu dan belum dipotong tenaga kerja serta transportasi.

"Saya kira paling banter perajin meraih keuntungan bersih Rp100 ribu dari 50 kg itu, " katanya.

Tak hanya itu, Memed (45) seorang perajin tahu mengatakan, dirinya memproduksi tahu yang penting keluarga dan tiga pekerja bisa terpenuhi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Walaupun, usaha tahu tidak bisa lagi andalan untuk meningkatkan kesejahteraan.

"Kami berharap harga kedelai disubidi sehingga bisa meningkatkan kesejahteraan," katanya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha dan Menengah Kabupaten Lebak Yudawati mengatakan, pemerintah mendorong pelaku usaha berkembang di masa pandemi ini dengan mengajukan program Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM).

"Kami minta perajin usaha kecil, termasuk pemilik pabrik tahu mengajukan bantuan modal itu, " katanya.

Baca Juga: Siasati Mahalnya Kedelai, Perajin Tahu Kurangi Ukuran

Sumber: KOMPAS TV/ANT



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x