Kompas TV regional update corona

Update Covid-19 di Gunungkidul: Beberapa Klaster Baru Bermunculan

Kompas.tv - 17 Juni 2021, 09:23 WIB
update-covid-19-di-gunungkidul-beberapa-klaster-baru-bermunculan
ilustrasi covid-19 (Sumber: kompas.com)
Penulis : Aryo Sumbogo | Editor : Iman Firdaus

GUNUNGKIDUL, KOMPAS.TV - Sejumlah klaster baru Covid-19 kembali ditemukan di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Kini, beberapa klaster yang baru bermunculan tersebut meliputi sekolah, pabrik, mudik, dan hajatan ke luar kota.

Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty mengonfirmasi adanya penambahan kasus positif Covid-19 hingga 104 pasien, dengan enam orang di antaranya dinyatakan meninggal dunia dan 39 lainnya sudah sembuh.

"Untuk kasus meninggal dunia terkonfirmasi positif ada 6 kasus," kata Dewi kepada wartawan, Rabu (16/6/2021).

Baca Juga: Video Penolakan Pemakaman Korban Positif Covid-19 di Gunungkidul Viral, Ini Penjelasan Polisi

Dewi menambahkan, seperti Kapanewon Nglipar yang menjadi wilayah dengan kemunculan beberapa klaster, mulai dari sekolah hingga mudik.

Pada klaster sekolah terdapat delapan orang di salah satu sekolah dasar (SD) yang tertular virus corona, sementara di klaster pabrik ada 10 orang.

Kendati demikian, Dewi tidak mejelaskan bagaimana kronologi munculnya klaster-klaster tersebut.

"Ada juga klaster pabrik, dan jagong (hajatan ke luar daerah). Mudik juga ada," kata Dewi.

Sehingga, berdasarakn data terbaru, sudah ada 3.965 kasus Covid-19 di Kabupaten Gunungkidul, di mana 3.039 di antaranya telah dinyatakan sembuh, 745 masih dalam perawatan, dan 181 yang meninggal dunia.

Baca Juga: 12 Santriwati Terinfeksi Covid-19, Pondok Pesantren di Gunungkidul Jadi Klaster Baru

Secara terpisah, Wakil Ketua DPRD Gunungkidul Suharno,  mendukung upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gunungkidul untuk menekan laju penularan Covid-19.

Hanya saja, ia menekankan kepada Pemkab untuk lebih mematangkan kajian kebijakan yang hendak diambil supaya tidak menimbulkan polemik di masyarakat.

Misalnya, wacana kebijakan larangan menggelar hajatan atau tradisi lain yang mengundang banyak orang, yang kini tengah ramai diperbincangkan.

Suharno meminta, pelaksanaan aturan tersebut alangkah bainya tidak mendadak, karena warga juga perlu mempersiapkan diri jauh hari sebelum larangan diberlakukan.

“Ya kalau hari ini diambil keputusan, ada baiknya pelaksanakan baru dilaksanakan satu minggu kemudian,” ujar Suharno.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x