Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Selama 13 Bulan Berturut-turut Neraca Perdangan RI Terus Catatkan Surplus

Kompas.tv - 16 Juni 2021, 13:01 WIB
selama-13-bulan-berturut-turut-neraca-perdangan-ri-terus-catatkan-surplus
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dipilih Presiden Joko Widodo pimpin Sherpa Track G-20 tahun 2022 mendatang (Sumber: Kemenko Perekonomian)
Penulis : Danang Suryo | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Neraca perdagangan Indonesia kembali cetak surplus pada bulan Mei 2021. Ini membuat capaian neraca perdagangan di Tanah Air mengalami surplus selama 13 bulan berturut-turut sejak Mei 2020 silam.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdangangan Mei 2021 mencapai nilai surplus sebesar 2,36 miliar dolar AS.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartanto menjelaskan,  kondisi surplus neraca perdagangan ini sebagai salah satu indikator perekonomian Indonesia yang berangsur pulih meski tengah dihantam pandemi Covid-19.

Baca Juga: Neraca Dagang Mei 2021 Diprediksi Surplus

"Capaian ini membuat neraca perdagangan mengalami surplus selama 13 bulan berturut-turut sejak Mei 2020,” jelas Airlangga melalui siaran pers, Selasa (15/6/2021).

Tren penguatan ekspor impor yang meningkat dengan catatan untuk ekspor sebesar 16,6 miliar dolar AS atau naik 58,76 persen secara tahunan.

Untuk nilai impor Indonesia yakni 14,23 miliar dolar AS atau naik 68,6 persen secara tahunan.

Dalam kesempatan yang sama, Airlangga menjelaskan kenaikan ekspor Indonesia pada Mei 2021 tumbuh lebih tinggi dibanding negara-negara Asia lain.

Baca Juga: Neraca Dagang April Surplus 2,19 Miliar Dollar AS, Tertinggi Sepanjang 2021

Untuk Korea Selatan sebesar 45,6 persen, Taiwan sebesar 38,65 persen, Vietnam sebesar 36,6 persen, dan Tiongkok sebesar 27,6 persen.

Kondisi ekonomi negara-negara mitra dagang seperti Amerika Serikat dan Tiongkok yang membaik juga menjadi salah satu faktor pemulihan ekonomi Indonesia.

Naiknya permintaan ekspor disebut sebagai salah satu dampaknya.

“Pulihnya permintaan global dan domestik yang diiringi dengan peningkatan aktivitas manufaktur mendorong peningkatan impor bahan baku dan barang modal,” ungkap Airlangga.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x