Ketua DPR: Pembelajaran Tatap Muka Tidak Dipaksakan

JAKARTA, KOMPAS TV - Pemerintah berencana melaksanakan pembelajaran tatap muka pada masa pandemi pada Juli 2021 mendatang. Penerapan itu harus dibarengi dengan menjalani protokol kesehatan secara ketat di masing-masing sekolah. 

Ketua DPR RI Puan Maharani meminta pemerintah dan seluruh pihak terkait memenuhi sejumlah persyaratan sebelum memulai pembelajaran tatap muka di sekolah. 

Contohnya seperti kegiatan belajar di sekolah baru dapat dilakukan setelah rasio positif Covid-19 berada di bawah lima persen dan angka kematian akibat Covid-19 menurun. Selain itu, guru dan orang tua murid sudah divaksinasi.

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Tinggi Palembang Bertahan Di Zona Merah

“Rencana akan dimulai kembali pembelajaran tatap muka di sekolah tentu harus didukung, tapi harus hati-hati, dan penuhi semua syarat-syarat pencegahan penularan virus corona,” kata Puan dalam keterangan tertulis, Selasa (15/6/2021).

Politikus PDIP itu menuturkan, sistem tes dan lacak Covid-19 juga harus diperbaiki oleh pemerintah daerah, satgas penanggulangan Covid-19, dan para pihak terkait. Para guru dan tenaga pendidikan juga harus dipastikan negatif Covid-19 berdasarkan hasil tes PCR.

“Sistem tes dan lacak harus diperbaiki. Apabila ada kasus harus dilacak hingga kontak ke-30. Sekolah harus di luar ruangan, dan bila di ruang tertutup harus ada penyaring partikel udara,” ujarnya. 

Ia menyebut, bahwa penentu kebijakan terkait pembelajaran tatap muka, agar menimbang seluruh masukan dari orang tua sebelum memulai kembali pembelajaran di sekolah pada masa pandemi. 

Menurut dia, pada masa pandemi ini pembelajaran tatap muka jangan dulu diwajibkan karena masih dapat dilakukan secara online hingga pandemi Covid-19 benar-benar dapat terkendali.

Baca Juga: Hati-Hati!! Varian Covid-19 India Menyebar Lebih Cepat, Menkes Sebut Sudah Mendominasi Daerah Ini!!

“Tolong tampung aspirasi orang tua yang tidak mau pembelajaran tatap muka. Pembelajaran tatap muka harus ada persetujuan orang tua, tidak dipaksakan,” kata Puan.