Kompas TV internasional kompas dunia

Perusahan Taksi Online Didi Chuxing Mau IPO di AS, Terbesar Setelah Alibaba

Kompas.tv - 11 Juni 2021, 15:08 WIB
perusahan-taksi-online-didi-chuxing-mau-ipo-di-as-terbesar-setelah-alibaba
Ilustrasi pengguna apliaksi transportasi online Didi Chuxing (Sumber: Bloomberg )
Penulis : Dina Karina | Editor : Iman Firdaus

NEW YORK, KOMPAS.TV- Perusahaan raksasa ride-hailing atau transportasi online asal China, Didi Chuxing, mengajukan diri kepada United States Securities and Exchange Commission (SEC) atau Komisi Sekuritas dan Bursa AS untuk mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) atau go public. 

Mengutip Bloomberg Jumat (11/06/2021), perusahaan tersebut berencana untuk mencatatkan sahamnya di NYSE (New York Stock Exchange) atau Bursa Nasdaq di bawah simbol atau kode saham DIDI.

Pengajuan go public ini bisa menjadi salah satu IPO terbesar tahun ini pada bidang teknologi. IPO Didi juga akan menjadi IPO perusahaan China terbesar di AS, setelah IPO Alibaba di 2014. Goldman Sachs, Morgan Stanley, dan JP Morgan akan menjadi penjamin emisi dalam proses IPO tersebut. 

Tahun lalu, Didi berhasil mencatat pendapatan sebesar 21,6 miliar dollar AS atau sekitar Rp306,7 triliun (dengan kurs Rp 14.200/dolar AS). Sedangkan pada kuartal-I 2021, mereka membukukan laba pada kuartal terakhir ini dengan pendapatan sebesar 6,4 miliar dollar AS atau sekitar Rp90,8 triliun.

Baca Juga: Mayoritas Saham PT Aplikasi Karya Anak Bangsa, yang Menaungi GoTo, Dimiliki Asing

Jika IPO Didi berhasil, 2 pemegang saham terbesar Didi, yaitu Uber dan SoftBank, akan meraup cuan besar. Uber diketahui memiliki 12,8 persen saham di perusahaan setelah menjual bisnis transportasi online ke Didi pada 2016, sementara Vision Fund SoftBank memegang 21,5 persen. Sedangkan pemegang saham lainnya adalah Alibaba dan Tencent.

Berdasarkan analisis PitchBook, valuasi atau nilai perusahaan Didi sebelum IPO adalah sebesar 62 miliar dollar AS atau sekitar Rp880 triliun. Sedangkan setelah IPO, valuasi Didi bisa mencapai 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp1.420 triliun.

Didi Chuxing didirikan pada 2012. Saat ini perusahaan beroperasi di hampir 4.000 kota, kabupaten, dan kota di 15 negara, melayani lebih dari 493 juta pengguna aktif secara tahunan dan menggerakkan 41 juta transaksi harian rata-rata selama 12 yang berakhir pada 31 Maret 2021.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x