Kompas TV regional viral

Tertangkap Kamera Pengintai, Heboh Makhluk Hitam Berbau Busuk dan Berjalan Tegap di Agam Terungkap

Kompas.tv - 10 Juni 2021, 10:02 WIB
tertangkap-kamera-pengintai-heboh-makhluk-hitam-berbau-busuk-dan-berjalan-tegap-di-agam-terungkap
Petugas BKSDA Resor Agam saat memasang kamera trap di lokasi kemunculan beruang di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, Sabtu (5/6/2021) (Sumber: Dok.BKSDA Resor Agam via Tribunnews.)
Penulis : Gading Persada | Editor : Iman Firdaus

AGAM, KOMPAS.TV- Misteri makhluk hitam, berjalan tegak dan berbau busuk yang meresahkan warga di wilayah Nagari Ampek Koto, Kecamatan Palembayan, Kabupaten Agam, Sumatera Barat (Sumbar) akhirnya terbongkar.

Sosok misterius tersebut terekam kamera dan ternyata diketahui hanyalah seekor beruang madu.Berdasarkan hasil identifikasi Resor Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Agam beberapa waktu lalu, diduga mahkluk itu adalah jenis satwa beruang madu (Helarctos malayanus) yang sedang melintas.

Menyikapi hal tersebut, Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumbar akan menangkap binatang buas tersebut.  

Kepala Resor BKSDA Agam, Ade Putra mengungkapkan perangkap besi akan dipasang di lokasi beruang madu.

"Kami akan pasang perangkap di Jorong Pasa Palembayan," ujar Ade Putra seperti dikutip dari Tribunnews, Kamis (10/6/2021).

Baca Juga: Warga Palembayan Digegerkan oleh Kemunculan Sosok Makhluk Misterius Hitam, Ini Penampakannya

Ia mengungkapkan, perangkap besi yang akan diletakkan di lokasi tersebut berukuran 2x1 meter.

"Perangkap besi itu khusus untuk beruang madu. Kita kasih buah-buahan sebagai umpannya," kata dia.

Dalam SOP kerja, Ade menjelaskan perangkap akan dipasang selama 7 hari, dan dapat diperpanjang nantinya, tergantung situasi di lapangan.

"Jika belum terperangkap, kami akan lihat kembali situasinya, bisa jadi perangkapnya dipindahkan, juga kami lihat lagi pola gerak satwa tersebut," imbuh dia.

Lalu setelah beruang madu itu sudah terperangkap, pihak KSDA Agam akan melakukan tindakan observasi.

"Tujuannya untuk melihat apakah ada luka atau cacat permanen, atau sakit," ungkap dia.

Lebih lanjut dikatakannya, observasi nantinya untuk melihat prilaku satwa tersebut.

"Kemudian kami teliti kenapa satwa tersebut sering melintas di sana, serta apakah ada faktor perkelahian dengan individu lain" jelas Ade.



Sumber : Kompas TV


BERITA LAINNYA



Close Ads x