Kompas TV internasional kompas dunia

Pejabat Senior Olimpiade Jepang Tewas di Jalur Kereta Bawah Tanah, Diduga Bunuh Diri

Kompas.tv - 8 Juni 2021, 11:17 WIB
pejabat-senior-olimpiade-jepang-tewas-di-jalur-kereta-bawah-tanah-diduga-bunuh-diri
Kereta Bawah Tanah di Jepang (Sumber: Kompas.com)
Penulis : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV- Pejabat senior olimpiade Jepang (JOC) Moriya Yasushi (52) tewas di jalur kereta bawah tanah Stasiun Nakanobu, Senin (7/6/2021). 

Stasiun televisi Nippon Television menyebutkan,  korban yang bekerja yang di departemen akuntansi JOC disebut melompat ke depan kereta bawah tanah yang sedang melaju kencang. Pihak kepolisian juga menduga korban  bunuh diri. 

Kasus bunuh diri yang dikaitkan dengan penyelenggaraan Olimpiade bukan yang pertama di Jepang. Sebelumnya,  pekerja konstruksi stadium Olimpik Tokyo bunuh diri karena tekanan batas waktu penyelesaian bangunan untuk Olimpiade yang semula diselenggarakan 2020 tersebut. 

Hiroshi Kawahito, kuasa hukum pekerja yang tak disebutkan namanya tersebut menyebut kliennya  harus berkerja lembur selama 200 jam  sebulan sejak ia mulai bergabung pada Desember lalu.

Orang tua si buruh kemudian mengajukan tuntutan ganti rugi dan meminta pemerintah menyatakan kematian anak mereka sebagai akibat dari "karoshi" atau  kematian akibat kelebihan beban kerja. 

Baca Juga: Mobil Terbang Ini akan Tampil di Olimpiade Jepang 2020

Demi mengejar tenggat, pemerintah Jepang memang mempercepat pengerjaan proyek pembangunan fasilitas Olimpiade 2020 setelah  penggunaan dana 2 milyar dolar AS telah menimbulkan kemarahan publik. 

Dan kini setelah diundur setahun, penyelenggaran Olimpiade masih menyisakan keraguan di tengah masyarakat Jepang. Sebagian meminta agar ditunda lagi bahkan dihentikan sama sekali karena pandemi yang belum berhenti.


Perusahaan e-commerce terkenal di Jepang,  Rakuten,  menyebut bahwa negaranya tengah menjalankan bunuh diri dengan menjadi tuan rumah Olimpiade.

Direktur  Rakuten Hiroshi Mikitani menjadi salah satu pemimpin perusahaan  yang menunjukkan kehawatirannya, bila  negaranya menggelar ajang olah raga empat tahunan itu karena  pandemi Covid-19 masih mendera Jepang.

Baca Juga: Jumlah Bayi Lahir di Jepang Catat Rekor Terendah Pada Tahun 2020

"Keuntungannya tidak terlalu besar, dan kami melihat banyak negara masih berjuang keras (melawan Covid), termasuk India dan Brasil. Dan ini belum waktunya merayakan," kata Hiroshi seperti dilansir dari CNN, Sabtu 15 Mei lalu.


 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x