Kompas TV nasional politik

Tak Ada yang Ingin Jadi RI 2, Koalisi PDIP-Gerindra Diperkirakan Bakal Rumit

Kompas.tv - 7 Juni 2021, 11:31 WIB
tak-ada-yang-ingin-jadi-ri-2-koalisi-pdip-gerindra-diperkirakan-bakal-rumit
Ilustrasi: Gedung DPP PDIP, kawasan Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (27/8/2015). (Sumber: Tribunnews.com/Lendy Ramadhan)
Penulis : Fadel Prayoga | Editor : Purwanto

JAKARTA, KOMPAS TV - PDIP dan Partai Gerindra disinyalir akan berkoalisi menyonsong pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Namun, kedua partai politik itu dinilai akan sulit bergabung karena masing-masing partai bersikukuh mencalonkan jagoannya menjadi calon presiden (Capres). 

Seperti diketahui, PDIP kini sedang getol mengkampanyekan anak Megawati Soekarnoputri, yaitu Puan Maharani menjadi capres pada Pilpres 2024 mendatang. Sedangkan, dari sisi Partai Gerindra nampaknya tak ingin Ketua Umum Prabowo Subianto untuk menjadi cawapres. 

Menanggapi hal itu, Pengamat Politik dari Voxpol Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai koalisi PDIP-Gerindra diprediksi akan terganjal gengsi kedua partai yang tak ingin kadernya menjadi cawapres. Sebab, dengan mencalonkan anggotanya menjadi capres, maka bisa menyelamatkan suara partai di kursi parlemen. 

Baca Juga: Effendi Simbolon: Puan-Anies Capres Cawapres Pilpres 2024

"Kenapa (PDIP) gak mau Puan cawapres? Karena ini hanya akan menguntungkan Gerindra dan Prabowo. Gerindra enggak mau mundur satu langkah. Ini deadlock, rumit. Karena bagi Gerindra tidak ada pilihan lain, tidak ada nama lain kecuali Prabowo," kata Pangi kepada Kompas TV, Senin (7/6/2021). 

Ia menjelaskan, ini merupakan dampak dari keputusan pileg dan pilpres yang dilakukan serentak. Sebagai contoh di Pemilu 2019 lalu, seluruh partai yang mencalonkan kadernya sebagai capres, mereka berhasil mendapatkan suara terbanyak di Senayan. 

"Kita ini pemilu serentak, kecuali dipisahkan. Capres yang maju itu akan mendongkrak elektabilitas partai. Mutlak (partai) itu mencapreskan, karena untuk mendongkrak elektablitas partai," kata dia. 

Saat ini, dirinya menilai di internal PDIP pun sedang terjadi pergejolakan antara mencalonkan Puan atau Ganjar Pranowo. 

Baca Juga: Nasdem dan Golkar Berkoalisi di Pilpres 2024 Ibarat Saudara Kembar yang Bertemu Kembali

"Soal nama, itu soal lain. Bisa puan, bisa Ganjar. Itu sangat tergantung kepada pertumbuhan elektoral. Partai itu pragmatis, transaksional dan tidak ada partai yang mau kalah. Apakah Ganjar? Apakah puan?," ujarnya. 
 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x