Kompas TV bisnis ekonomi dan bisnis

Perkiraan Efek Pencairan Gaji ke-13 ASN pada Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II-2021

Kompas.tv - 4 Juni 2021, 14:40 WIB
perkiraan-efek-pencairan-gaji-ke-13-asn-pada-pertumbuhan-ekonomi-kuartal-ii-2021
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi (Sumber: THINKSTOCKS)
Penulis : Fransisca Natalia | Editor : Iman Firdaus

JAKARTA, KOMPAS.TV - Pemerintah yakin pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini bakal lebih moncer (cemerlang). Hal itu, melihat dari adanya momentum Lebaran dan pencairan gaji ke-13.

Dengan demikian, konsumsi masyarakat diharapkan menjadi pendorong pertumbuhan pada periode April-Juni tahun ini.

Pada Kamis (3/6/2021) kemarin, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencairkan gaji ke-13 untuk aparatur sipil negara (ASN) juga pensiunan.

Adapun perkiraan kebutuhan anggaran untuk pembayaran gaji ke-13 adalah sebesar Rp 16,3 triliun. Jumlah itu terdiri dari pembayaran gaji ke-13 untuk ASN sebesar Rp 7,6 triliun dan Rp 8,7 triliun sisanya untuk pensiunan.

"Komponen pembayaran gaji-13 adalah sama dengan pembayaran THR, yaitu gaji pokok ditambah tunjangan melekat," ujar Direktur Jenderal Perbendaharaan Kemkeu Hadiyanto, Rabu (2/6/2021) lalu, dikutip dari Kontan.co.id.

Pemerintah optimistis, ini akan menjadi salah satu tuas pengungkit konsumsi rumah tangga pada kuartal kedua. Naiknya permintaan juga terindikasi oleh perbaikan kinerja manufaktur dalam negeri.

IHS Markit mencatat, Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur Indonesia untuk bulan April dan Mei masing-masing sebesar 54,6 dan 55,3. Ini merupakan rekor tertinggi yang berhasil dicetak Indonesia.

Baca Juga: Gaji ke-13 PNS Cair Hari Ini, Tanpa Tunjangan Kinerja, Berikut Nominalnya

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati  menyebut, pemulihan ekonomi makin terlihat, baik dari sisi permintaan maupun produksi. Dari sisi permintaan, ia memperkirakan, konsumsi rumah tangga bisa tumbuh mencapai kisaran 6% hingga 6,8% seiring momentum Idul Fitri dan keberlanjutan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang dijalankan oleh pemerintah.

Sebab itu, pemerintah optimistis, pertumbuhan ekonomi kuartal kedua tahun ini bisa tumbuh mencapai 7,1% hingga 8,3%. Angka ini bahkan lebih tinggi dari proyeksi pemerintah sebelumnya yang sebesar 6,9% hingga 7,8%.

Naik Tipis

Sedikit berbeda dengan yang diharapkan pemerintah, Ekonom Senior Institute for Development on Economics and Finance (Indef) Enny Sri Hartati menilai, biasanya bonus gaji dari pemerintah tersebut cenderung digunakan untuk membeli barang-barang impor. Oleh sebab itu, dampak terhadap perekonomian lebih minim.

Padahal, bulan Juni merupakan waktu yang tepat untuk mendorong konsumsi di kuartal II-2021. Enny meramalkan, pertumbuhan ekonomi di periode April hingga Juni 2021 hanya mencapai 4%.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal yang menilai, pencairan gaji ke-13 bisa mendorong konsumsi kuartal II-2021. Hanya saja, dampak yang ditimbulkan tidak terlalu besar.

"Efeknya memang bisa dorong konsumsi di kuartal II-2021. Tetapi karena (gaji ke-13) hanya untuk kalangan ASN, jadi jauh lebih dirasakan secara nasional dan tak terlalu merambah di daerah," kata Faisal. 

Selain itu,  menurutnya, momentum pemberian gaji ke-13 di bulan ini tidak terlalu tepat lantaran berdekatan dengan pemberian Tunjangan Hari Raya (THR) kepada ASN. Sebaiknya momen paling tepat adalah di bulan Agustus supaya bisa mendongkrak ekonomi di kuartal III nanti.

Baca Juga: Pengamat Ekonomi: Inflasi Meningkat Tanda Geliat Konsumsi Rumah Tangga Membaik

 



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x