Kompas TV bisnis kebijakan

ATM Link Berbayar untuk Dorong Cashless Society, Memberatkan Masyarakat?

Kompas.tv - 26 Mei 2021, 21:53 WIB
Penulis : Reny Mardika

JAKARTA, KOMPAS.TV - Per 1 Juni nanti, nasabah Bank BUMN akan dikenai biaya saat melakukan cek saldo dan tarik tunai di jaringan atm Link yang sebelumnya gratis.

Perinciannya, nasabah dikenai biaya pada transaksi cek saldo 2.500 rupiah sedangkan biaya tarik tunai sebesar 5.000 rupiah bagi pengguna mesin ATM yang tidak sama dengan kartu debit yang dimiliki nasabah.

Pengenaan tarif untuk cek saldo dan tarik tunai merupakan kesepakatan bank milik negara, Himbara, untuk mendorong gerakan nasional non tunai.

Ketua Himbara sekaligus Direktur Utama BRI, Sunarso menjelaskan pengenaan tarif aktivitas transaksi mesin ATM Himbara sudah dilakukan sebelum pengintegrasian ATM jaringan dan sekarang dikenakan kembali, tetapi tarifnya lebih rendah.

Sunarso menekankan tidak ada ketentuan yang dilanggar.

Komunitas Konsumen Indonesia (KKI) memprotes keputusan bisnis Himbara yang memberikan pengenaan tarif aktifitas perbankan ATM Link.

Menurut KKI tidak ada keterdesakan Himbara mengenakan tarif cek saldo dan tarik tunai ATM Link.

KKI mengaku telah melaporkan keberatan keputusan himbara kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN).

KKI menyebut alasan Himbara mengenakan tarif transaski di ATM Link untuk mendorong gerakan nasional non tunai alias cashless society tidak tepat dan memberatkan masyarakat.

Perubahan sistem transaksi ATM Link mendapat banyak respon, lantas bagaimana langkah tersebut menggambarkan aktifitas bisnis bank BUMN?

Simak diskusi bersama dengan Ekonom, Ryan Kiryanto.



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.