Kompas TV internasional kompas dunia

Berbulan-bulan Sejak Kudeta Myanmar Meledak, Aung San Suu Kyi Dikabarkan akan Hadir di Pengadilan

Kompas.tv - 23 Mei 2021, 19:45 WIB
berbulan-bulan-sejak-kudeta-myanmar-meledak-aung-san-suu-kyi-dikabarkan-akan-hadir-di-pengadilan
Foto arsip tertanggal 17 Desember 2019, menampilkan pemimpin de facto Myanmar, Aung San Suu Kyi, berbicara di konferensi pers dengan Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan, (Sumber: AP PHOTO/AUNG SHINE OO)
Penulis : Baitur Rohman | Editor : Gading Persada

MYANMAR, KOMPAS.TV – Sejak junta militer merebut kendali pemerintahan Myanmar dan peristiwa kekerasan kudeta meledak, pemimpin sipil Aung San Suu Kyi ditetapkan sebagai tahanan rumah dan tidak pernah terlihat di depan umum.

Namun kabar terakhir dari pemimpin junta militer Myanmar, Min Aung Hlaing, menyebutkan bahwa Aung San Suu Kyi saat ini dalam kondisi sehat.

Hal itu disampaikan Min Aung Hlaing saat berbicara kepada Phonix Television Hong Kong pada Kamis (20/5/2021), tetapi wawancara lengkap belum ditayangkan.

Pernyataannya dalam rekaman video wawancara disampaikan dalam bahasa Burma dan diterjemahkan ke dalam bahasa Mandarin, telah diunggah di media sosial.

"Aung San Suu Kyi dalam keadaan sehat. Dia berada di rumah dan akan hadir di pengadilan dalam beberapa hari," katanya dalam video itu, dikutip dari Kompas.com.

Suu Kyi dijadwalkan hadir di pengadilan pada Senin (24/5/2021) besok di ibu kota Naypiydaw. Namun, dia belum diizinkan untuk berbicara langsung dengan pengacaranya.

Dalam wawancara itu, Aung Hlaing juga mengulangi klaim penipuan pemilih yang tidak diverifikasi dalam pemilihan umum negara pada November 2020, adalah sebuah pembenaran untuk kudeta militer.

Baca juga: Badan Kerjasama Antar Parlemen DPR RI Sebut Junta Militer Myanmar Tak Pantas Ikut KTT ASEAN

Saat itu, pemungutan suara dalam pemilu saat itu dimenangkan oleh partai Suu Kyi, Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD).

Lalu pada 1 Februari 2021, kudeta militer pun terjadi yang membawa Myanmar ke dalam kekacauan.

Beberapa bulan kemudian, militer secara brutal melawan pengunjuk rasa dan menahan lebih dari 4.000 orang.

Imbasnya, lebih dari 800 orang telah tewas dalam bentrokan antara militer dengan kelompok sipil anti-kudeta, menurut kelompok pemantauan Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik (AAPP).



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x