Kompas TV nasional peristiwa

Tim Evakuasi KRI Nanggala 402 Optimistis akan Angkat Anjungan dan Buritan dari Kedalaman 838 Meter

Kompas.tv - 18 Mei 2021, 12:33 WIB
tim-evakuasi-kri-nanggala-402-optimistis-akan-angkat-anjungan-dan-buritan-dari-kedalaman-838-meter
Citra sail section atau anjungan KRI Nanggala 402 hasil investigasi Tim Kapal Tan Suo Er Hao ditunjukkan dalam konferensi pers, Selasa (18/5/2021) (Sumber: Tangkapan Layar KompasTV)
Penulis : Nurul Fitriana | Editor : Iman Firdaus

SOLO, KOMPAS.TV - Proses evakuasi bongkahan KRI Nanggala 402 di perairan utara Bali yang melibatkan Kapal Tan Suo Er Hao milik Angkatan Laut China optimistis akan mengangkat anjungan dan buritan kapal selam yang dinyatakan tenggelam pada Minggu, 25 April 2021 lalu.

"Kemungkinan bagian yang dapat diangkat adalah bagian sail section atau buritan dan stern section atau anjungan," kata Pangkoarmada II TNI AL, Laksamana Muda TNI Iwan Isnurwanto dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (18/5/2021).

Baca Juga: Ketua DPR Sebut Insiden Tenggelamnya Nanggala-402 Jadi Introspeksi Pertahanan Negara

Sebelumnya, anjungan KRI Nanggala 402 pernah dicoba untuk diangkat menggunakan kapal milik China Tan Suo Er Hao. Namun, pada saat proses pengangkatan sling yang telah terpasang pada bagian anjungan atau sail section putus.

Namun begitu, Iwan dan tim evakuasi tetap optimistis Kapal Tan Suo Er Hao akan berhasil mengangkat bagian buritan dan anjungan dari KRI Nanggala 402 pada kedalaman 838 meter di bawah laut.

"Sling putus tidak mampu mengangkat anjungan. Sehingga perlu mengkalkulasi ulang, karena anjungan (yang akan diangkat) memiliki berat kurang lebih mencapai 20 ton," terangnya.

Iwan menjelaskan pengangkatan anjungan akan menggunakan sling yang dipasang oleh robotik. Pasalnya, pada kedalaman 838 meter manusia tidak bisa bertugas langsung tanpa pakaian khusus.

Baca Juga: Mendagri Serahkan 53 Akta Kematian Awak KRI Nanggala 402 kepada TNI AL

Diketahui, sling yang pernah dipakai dalam upaya pengangkatan anjungan mampu menopang berat hingga 18 ton. Karena putus, tim evakusi menduga berat anjungan KRI Nanggala 402 tersebut lebih dari 18 ton atau berkisar 20 ton.

Pihaknya memperkirakan anjungan tersebut masih dalam kondisi lengkap. Sehingga, beratnya lebih besar dari kemampuan topangan berat sling yang ada.

"Tidak mudah untuk mengangkat semua itu. Diperkirakan anjungan tersebut masih dalam kondisi lengkap dengan radar tergabung dan terikat dengan badan-badan yang lain," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, KRI Nanggala 402 yang membawa 53 awak di dalamnya dikabarkan hilang kontak pada Rabu (21/4/2021) di perairan utara Bali saat persiapan latihan Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas). Setelah dilakukan pencarian dengan melibatkan negara sahabat, seperti Malaysia, Singapura, Australia, dan Amerika Serikat.

Baca Juga: Tinjau Vaksinasi Gotong Royong, Presiden: Vaksinasi Bisa Memulihkan Ekonomi Kita

Pada Minggu (25/4/2021) KRI Nanggala 402 dinyatakan tenggelam di kedalaman 838 meter dan seluruh awak kapal selam tersebut dinyatakan gugur. Setelahnya, TNI AL serta tim kemanusiaan yang bertugas baik dari dalam dan luar negeri berupaya menemukan titik lokasi pasti tenggelamnya kapal selam produksi Jerman tersebut.

Lantas, berkat sonar dari KRI Rigel yang kemudian dihubungkan dengan kapal milik Singapura yakni MV Swift Rescue. Didapatkan citra secara jelas posisi dan kondisi badan KRI Nanggala 402. Dari penemuan tersebut kemudian dinyatakan bahwa KRI Nanggala 402 dipastikan terbelah menjadi tiga bagian.

Baca Juga: Pemesanan Tiket Online Kapal Laut Pelni Sudah Dibuka Lagi, Ini Cara dan Syaratnya



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x