Kompas TV video sinau

Menolak Lupa, Daftar Catatan Kelam Tragedi Mei 1998

Kompas.tv - 14 Mei 2021, 19:46 WIB
Penulis : Gempita Surya

KOMPAS.TV - Mei 1998 merupakan salah satu bulan kelam dalam sejarah Republik Indonesia. Sejumlah aksi digaungkan masyarakat untuk menuntut reformasi. Berikut beberapa tragedi yang terjadi di bulan Mei 1998:

1. Tragedi Gejayan – 8 Mei 1998

Bentrokan antara mahasiswa dengan aparat keamanan di sekitar kawasan Jalan Gejayan Yogyakarta, menewaskan Moses Gatotkaca. Ia adalah mahasiswa FMIPA Universitas Sanata Dharma.

Korban mengalami retak di tulang tengkorak, diduga Moses kehilangan nyawa akibat pukulan benda tumpul di kepalanya.

2. Tragedi Trisakti – 12 Mei 1998

Sejumlah mahasiswa, dosen, pegawai, guru besar, serta para alumni Universitas Trisakti mengadakan aksi damai berupa mimbar bebas. Menjelang sore, peserta aksi membubarkan diri, namun aparat tiba-tiba menembaki ke arah kerumunan massa.

Dalam tragedi tersebut, sebanyak 4 mahasiswa menjadi korban meninggal dunia. Mereka adalah Elang Mulia Lesmana, Hendriawan Sie, Heri Hartanto, dan Hafidhin Alifidin Royan.

3. Tragedi Kerusuhan 13-14 Mei 1998

Kerusuhan melanda berbagai kota di Indonesia. Jakarta, Medan, dan Surakarta tercatat menjadi kota paling parah dalam periode kerusuhan tersebut.

Secara khusus, warga etnis Tionghoa menjadi sasaran perampokan, penjarahan, pembakaran, pembunuhan, dan pemerkosaan. Diperkirakan 1200 orang meninggal dalam kerusuhan dua hari tersebut.

4. Pembunuhan Aktivis Solo – 23 Mei 1998

Dikutip dari Tirto.id, Leonardus Nugroho Iskandar alias Gilang, seorang pengamen sekaligus aktivis dari Solo, disinyalir dibunuh karena aktivitasnya melawan orde baru.

Ia lantang menentang Soeharto. Gilang tergabung dalam jaringan kaum miskin kota, dan aktivis Dewan Reformasi Mahasiswa Surakarta. Gilang yang saat itu masih berusia 21 tahun ditemukan tewas di Hutan Watu Ploso, Magetan, Jawa Timur dengan luka tusuk di bagian dada.

Selain itu, masih banyak aktivis yang disinyalir diculik oleh rezim dan belum diketahui keberadaannya hingga saat ini.(*)

Grafis: Arief Rahman



Sumber : Kompas TV

BERITA LAINNYA



Close Ads x